Siswi SMKN 1 Lhokseumawe Jadi Korban Pemaksaan Vaksinasi

5 Min Read
Siswi SMK Negeri 1 Lhokseumawe dirawat di Rumah Sakit Umum Bunga Melati Kota Lhokseumawe usai divaksin covid-19 di sekolahnya

LHOKSEUMAWE — Pemaksaan vaksinasi covid-19 demi untuk mengejar target capaian pelaksanaan vaksinasi bagi siswa di Aceh kini menelan korban.

Seorang siswi di SMK Negeri 1 Kota Lhokseumawe, Khana Darasa Naswa (15), terpaksa harus dirawat di rumah sakit usai disuntik vaksin COVID-19 di sekolahnya kemarin.

Menurut pihak keluarga, siswi tersebut punya riwayat sesak napas, dan seharusnya tidak memenuhi syarat untuk divaksin covid-19.

[bacajuga berdasarkan="category" mulaipos="0" judul="Baca Juga : "]

Kini siswi SMK Negeri 1 Lhokseumawe tersebut dirawat di Rumah Sakit Umum Bunga Melati Kota Lhokseumawe.

Aji Usman (52), ayah siswi itu, mengatakan anaknya mengikuti vaksinasi di sekolahnya pada Rabu (22/9) kemarin. Setelah itu, anaknya mengeluh mual-mual, pusing dan muntah sehingga dipulangkan. Di rumah, sang anak tidur di kamar.

Aji ketika pulang ke rumah malam hari mendapati anaknya sesak napas. “Saya lihat sudah tegang, saya bawa ke rumah sakit sekitar pukul 21.00 WIB,” kata Aji Kamis (23/9).

[bacajuga berdasarkan="category" mulaipos="1" judul="Baca Juga : "]

Kondisi korban kini masih terbaring lemas dan mendapat bantuan pernafasan oksigen di ruang Manggis (Kamar 0305) Rumah Sakit Bunga Melati.

Aji mengaku kini anaknya sudah membaik. “Tapi oksigen masih terpasang,” ujarnya.

Aji Usman mengaku, anaknya sesak nafas usai dipaksa vaksinasi tanpa seizin dirinya selaku orang tua siswa.

[bacajuga berdasarkan="category" mulaipos="2" judul="Baca Juga : "]

Akibat vaksinasi yang dilakukan secara sepihak atau tanpa izin wali murid itu, telah mengakibatkan Khana Darasa Naswa memgalami kondisi buruk hingga dirawat inap di rumah sakit.

Tak terima dengan kejadian yang menimpa anaknya ini, Aji Usman yang juga Keuchik Blang Weu Panjoe, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, langsung menviralkan kejadian ini melalui media sosial (Medsos).

Usman juga meminta tanggung jawab Sekda Aceh Taqwallah dan Kadis Pendidikan Aceh Alhudri yang terkesan menekan atau memaksakan pihak sekolah menyukseskan vaksinasi.

Selain itu, Usman mengaku akan meminta tanggungjawab Pemerintah Aceh dengan melaporkan peristiwa ini kepada Gubernur Aceh Nova Iriansyah karena telah terjadi pemaksaan vaksinasi terhadap pelajar tanpa seijin wali murid.

“Atas kejadian yang dialami anak saya. Maka saya meminta tanggung jawab Pemerintah Aceh dengan melaporkan Gubernur Aceh Nova Iriansyah,“ terangnya.

Usman menyebutkan, pihak sekolah jangan memperlakukan anaknya sesukanya hingga divaksinasi tanpa seizin dan sepengetahuan orang tuanya.

“Padahal sebelumnya anak saya sudah memberitahukan ada sesak nafas kepada petugas skrining, namun mereka tidak percaya,” cetusnya.

Aji selaku orang tua, menjelaskan anaknya memiliki riwayat sesak napas sejak kecil, sehingga mengalami drop usai divaksin.

Menurut pengakuan korban, di SMK 1 ada digelar vaksinasi dan saat diperiksa tenaga kesehatan (nakes) secara medis korban mengaku ada sakit sesak nafas serta tidak mau divaksinasi.

Namun pihak tenaga kesehatan (nakes) justru memaksakan agar tetap divaksinasi dengan alasan tidak akan berdampak buruk atau tidak akan ada efek apapun.

Ternyata, usai divaksinasi korban mengeluhkan sulit bernafas dan penyakit sesak nafasnya kambuh. Sehingga terpaksa dilarikan di Rumah Sakit Bunga Melati untuk mendapat pertolongan medis dan bantuan oksigen.

“Kemarin saya sudah bilang sama petugas, kalau saya sesak, tidak boleh disuntik. Petugas lalu menanyakan, kenapa sesak, lalu saya karena kebanyakan makan saus. Kemudian petugas jawab besok-besok jangan makan saus lagi, lalu saya langsung di suntik,” kata Khana di RS Bunga Melati.

Aji Usman mengaku, pihaknya sangat mendukung program vaksinasi COVID-19, bahkan sebagian besar keluarganya sudah divaksin, termasuk dirinya.

“Seharusnya pihak sekolah dan tim medis memeriksa kondisi kesehatan siswanya terlebih dahulu, seperti yang dilakukan dalam vaksinasi massal di desa saya,” ujarnya.

Aji Usman berencana akan menempuh jalur hukum terkait peristiwa yang menimpa anaknya tersebut agar kejadian yang sama tidak terulang kembali.

“Saya akan gugat pihak terkait atas kejadian ini agar tidak terulang kembali kepada orang lain. Karena masyarakat juga punya haknya masing-masing,” kata Aji Usman.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Lhokseumawe dan Aceh autara Anwar Jalil mewakili Irwan selaku Kepala SMK Negeri 1 mengatakan, dirinya berharap orang tua siswi tersebut memaafkan pihak sekolah karena kejadian itu bukan kesengajaan dan tidak seperti yang diharapkan.

“Kami berharap kepada wali murid tersebut untuk memaafkan karena hal ini adalah hal yang tidak disangka akan terjadi,” pintanya. (IA)

author avatar
Redaksi
Redaksi INFOACEH.net
Share This Article
Redaksi INFOACEH.net