MEULABOH, Infoaceh.net – Proyek pembangunan lima Rumah Sakit (RS) Regional di Aceh kembali menjadi sorotan publik.
Meski telah menelan anggaran lebih dari Rp1 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) selama beberapa tahun terakhir, hingga kini tak satu pun rumah sakit tersebut yang benar-benar beroperasi secara penuh.
Kondisi itu terungkap saat Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) bersama Dinas Kesehatan Aceh melakukan kunjungan kerja ke RS Regional Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Sabtu (6/9/2025).
Dalam agenda tersebut, Bupati Aceh Barat, Tarmizi SP, turut mendampingi rombongan sekaligus menyampaikan perkembangan terbaru terkait proyek rumah sakit yang berada di wilayahnya.
Tarmizi mengakui, RS Regional Meulaboh saat ini masih jauh dari kata siap digunakan.
Tahun ini, kata dia, terdapat alokasi sekitar Rp50 miliar dari APBA yang sedang dipergunakan untuk kelanjutan pembangunan fasilitas tersebut.
“Tahun ini sudah berjalan sekitar Rp50 miliar dana APBA. Jika ke depan dana memungkinkan, kita akan usulkan skema multi years minimal Rp150 miliar, sehingga rumah sakit ini bisa difungsikan pada 2027 atau 2028,” jelasnya di hadapan rombongan Komisi V DPRA.
Menurutnya, meski sejak awal digagas Pemerintah Aceh sudah menggelontorkan dana hingga triliunan rupiah, namun keberadaan RS Regional yang tersebar di lima titik—yakni Aceh Tengah, Aceh Timur, Bener Meriah, Aceh Barat (Meulaboh), dan Aceh Selatan—masih sebatas bangunan fisik.
Layanan kesehatan yang diharapkan masyarakat belum bisa dinikmati.
Bupati Aceh Barat menilai, pembangunan RS Regional seharusnya menjadi salah satu prioritas utama pemerintah provinsi.
Ia khawatir, jika tidak ada keberpihakan anggaran yang jelas, proyek ini akan terus menjadi beban keuangan daerah tanpa hasil nyata.
“Kita berharap Pemerintah Aceh dapat lebih fokus pada skala prioritas. Harapan kita, dalam masa pemerintahan Gubernur Muzakir Manaf bersama DPRA, minimal tiga RS Regional bisa segera fungsional untuk melayani masyarakat,” tegas Tarmizi yang juga mantan Anggota DPR Aceh ini.
Ia menambahkan, keberadaan rumah sakit regional sangat mendesak, terutama bagi masyarakat wilayah Barat-Selatan Aceh.
Selama ini, pasien dengan kebutuhan layanan spesialis dan rujukan masih harus menempuh perjalanan panjang ke Banda Aceh.
Hal tersebut bukan hanya memakan biaya besar, tetapi juga berisiko bagi pasien dengan kondisi darurat.
“Dengan adanya RS Regional yang lengkap dan modern, masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh ke Banda Aceh. Layanan rujukan bisa lebih dekat, cepat, dan terjangkau,” ucapnya.
Kunjungan Komisi V DPRA bersama Dinas Kesehatan Aceh ke Meulaboh disebut Tarmizi sebagai langkah positif.
Ia berharap, kunjungan itu tidak hanya sebatas seremonial, melainkan dapat memperkuat sinergi antara pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan legislatif Aceh.
“Semoga ini menjadi momentum untuk menyamakan persepsi dan komitmen, sehingga kebutuhan fasilitas kesehatan masyarakat benar-benar bisa terwujud dalam waktu dekat,” pungkasnya.



