Syech Muharram Usulkan Kabupaten Darussalam untuk Pemekaran Aceh Besar
JANTHO, Infoaceh.net – Bupati Aceh Besar, Muharram Idris atau akrab disapa Syech Muharram, memimpin pertemuan silaturahmi dengan Tim Pemekaran Aceh Rayeuk di Aula Lantai 2 Kantor Bupati Aceh Besar, Jum’at (3/10/2025).
Kegiatan yang dimulai pukul 14.30 WIB ini turut dihadiri Wakil Bupati Syukri A. Jalil, Sekretaris Daerah Bahrul Jamil, para asisten Setdakab, Kepala Bappeda, Kepala BPKD, Kadis PUPR, serta jajaran kepala bagian di lingkungan Sekretariat Daerah.
Silaturahmi ini digelar sebagai wadah pertemuan antara pemerintah daerah dan Tim Pemekaran Aceh Rayeuk, yang selama ini menyuarakan aspirasi masyarakat terkait pembentukan daerah otonom baru.
Pertemuan berlangsung hangat, penuh keakraban, diselingi dialog terbuka dan pertukaran pandangan tentang arah pembangunan ke depan.
Bupati Aceh Besar menegaskan, pemekaran daerah merupakan isu strategis dan sensitif, yang berdampak luas bagi masyarakat. Karena itu, komunikasi yang baik, langkah hati-hati, dan kepatuhan pada koridor hukum harus menjadi landasan utama.
“Silaturahmi ini kita lakukan agar tidak ada jarak dan kesalahpahaman. Pemekaran adalah aspirasi masyarakat yang harus kita sikapi dengan arif. Prinsip saya jelas, semua yang kita lakukan harus berdasarkan aturan perundang-undangan, berpihak pada kepentingan rakyat, dan demi pemerataan pembangunan,” tegas Syech Muharram.
Bupati menekankan bahwa pemekaran tidak boleh berhenti pada wacana semata. Proses ini harus dirancang matang melalui kajian akademis, kelayakan administratif, hingga dukungan politik dan regulasi. Ia juga mengingatkan agar persoalan teknis, seperti keuangan daerah, perencanaan pembangunan, dan ketersediaan infrastruktur, tidak diabaikan.
“Tujuan pemekaran bukan sekadar membagi wilayah, tetapi menghadirkan pelayanan yang lebih dekat dan cepat kepada masyarakat. Kita ingin keadilan pembangunan dirasakan dari kota hingga pelosok,” ujarnya.
Selain itu, Syech Muharram menekankan pentingnya menjaga identitas sejarah dan budaya Aceh Besar, khususnya Aceh Lhee Sagoe. Ia menilai nama calon kabupaten baru perlu memiliki ciri khas tanpa menghilangkan kebesaran kabupaten induk.
“Mekar boleh, tapi jangan sampai hilang identitas Aceh Lhe Sagoe. Kalau bisa, nama calon kabupaten nanti dirumuskan kembali sehingga memiliki ciri khas dan identitas sendiri, tanpa menghilangkan nama besar kabupaten induk,” pesannya.
Sebagai alternatif nama, Bupati mengusulkan Kabupaten Darussalam, karena dianggap mewakili ikon wilayah tersebut, sekaligus pusat pendidikan Aceh. Nama ini bermakna negeri damai dan sejahtera, mudah diterima masyarakat, serta memiliki nilai prestisius.
Beberapa opsi lain yang disebutkan antara lain Aceh Lamuri, Aceh Banda Jaya, dan Aceh Madani.
Wakil Bupati Syukri A. Jalil menyampaikan apresiasi atas kerja keras Tim Pemekaran Aceh Rayeuk. Menurutnya, perjuangan tim ini menunjukkan partisipasi masyarakat dalam menentukan arah pembangunan daerah.
“Pemerintah Kabupaten tidak bisa berjalan sendiri. Apa yang dilakukan Tim Pemekaran adalah cerminan bahwa rakyat ingin lebih dekat dengan pemerintah dan percepatan pembangunan. Namun, kita harus paham bahwa pemekaran bukan hal instan, perlu tahapan panjang mulai dari syarat administratif, teknis, hingga persetujuan pusat,” ujar Syukri.
Sekretaris Tim Pemekaran Aceh Rayeuk, Syarbini, menyampaikan terima kasih atas kesediaan Pemkab menerima silaturahmi ini. Ia menegaskan perjuangan pemekaran lahir dari aspirasi masyarakat untuk mempermudah pelayanan publik dan mempercepat pembangunan merata.
“Kami hadir dengan niat tulus, membawa suara masyarakat dari berbagai kecamatan. Bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi agar pembangunan bisa lebih merata dan pelayanan publik lebih cepat. Kami berharap dukungan penuh dari Pemkab Aceh Besar agar perjuangan ini punya arah yang jelas,” ujarnya.
Pertemuan ini menghasilkan kesepahaman awal untuk membentuk tim koordinasi antara Pemkab Aceh Besar dan Tim Pemekaran Aceh Rayeuk.
Tim ini akan bertugas mengumpulkan data, menyusun kajian, serta menjalin komunikasi dengan pemerintah provinsi dan pusat.
Wacana pemekaran Aceh Rayeuk telah lama berkembang, khususnya dari kecamatan Ingin Jaya, Blang Bintang, Kuta Baro, Krueng Barona Jaya, Darussalam, Baitussalam, dan Mesjid Raya.
Aspirasi ini muncul untuk mempercepat pembangunan, meningkatkan pelayanan publik, serta memperkuat identitas lokal.
Menutup pertemuan, Bupati menegaskan pentingnya menjaga semangat kebersamaan dalam menyikapi aspirasi pemekaran.
“Insya Allah, jika kita semua bersatu dengan niat baik, harapan masyarakat akan lebih mudah tercapai. Yang terpenting, kita harus mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan,” pungkasnya.
Kasih Komentar