BANDA ACEH — Pengembangan kampus II Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh saat ini terhambat. Pasalnya, Pemerintah Aceh hingga kini belum mengeluarkan rekomendasi lahan.
Pengamat Kebijakan Publik Aceh
Dr Nasrul Zaman ST MKes menilai, tertahannya penetapan dukungan dari Pemerintah Aceh terhadap lahan kampus II USK menunjukkan kepada rakyat Aceh tentang egoisnya pemimpin Aceh saat ini.
“Lahan tersebut bukanlah lahan untuk pribadi melainkan lahan untuk pengembangan kampus II USK yang akan digunakan untuk memperkuat proses belajar mengajar dalam rangka peningkatan kualitas mahasiswa USK,” ujar Nasrul Zaman dalam keterangannya di Banda Aceh, Selasa (29/6)
Menurutnya, mahasiswa USK itu dominan anak-anak Aceh, jadi sangat tidak wajar jika Gubernur Aceh masih menahan-nahan rekomendasi kepemilikan lahan tersebut.
“Sikap ini juga menunjukkan arogansi yang berlebihan karena Gubernur Aceh saat ini merupakan civitas akademika USK dan kedua istrinya juga masih aktif menjadi dosen di Fakultas Teknik USK,” ungkapnya.
Lahan tersebut saat ini sangat dibutuhkan oleh USK untuk bisa segera disusun berbagai program pengembangan fakultas dan program studi yang mampu menyahuti tantangan dan perkembangan zaman.
Padahal lahan tersebut sudah diprogramkan lebih jauh untuk menjadi pusat penyelenggarakan PON Aceh-Sumut tahun 2024 untuk cabang olahraga yang penyelenggaraannya di Aceh sehingga pasca PON nanti semua fasilitas tersebut dikelola oleh USK.
“Pengalaman nasional menunjukkan jika pembangunan prasarana PON tidak diserahkan pada kampus (USK) seperti yang terjadi di PON Sumatera Selatan (2004) di Jaka Baring Spott Centre maka yang terjadi kemudian adalah menjadi gedung dan sarana yang terlantar tak terawat,” pungkasnya. (IA)