Infoaceh.net

Portal Berita dan Informasi Aceh

Tata Kelola Keuangan Bobrok, Bupati Mirwan Didesak Ganti Kepala BPKD Aceh Selatan

Kantor Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Aceh Selatan

Bahkan dana earmarked senilai Rp132,3 miliar kembali terpakai untuk belanja lain di luar peruntukan.

Data Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) per September 2025 memperlihatkan betapa lemahnya serapan anggaran, terutama belanja modal.

Dari total Rp158,17 miliar, yang terealisasi baru Rp5,2 miliar atau hanya 3,29 persen. Angka ini jelas menunjukkan adanya stagnasi serius dalam pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik.

“Jika Bupati masih menaruh kepercayaan pada pejabat yang sudah gagal, maka yang dilakukan hanyalah mengulangi sejarah kelam tata kelola fiskal Aceh Selatan. Jangan sampai pemerintahan ini tersandera oleh laporan asal bapak senang, senyuman penuh ilusi, dan skema pejabat yang hanya mengamankan posisinya sementara rakyat dan daerah menanggung akibatnya,” ucap Irman.

Menurutnya, filosofi pemerintahan yang sehat bukan sekadar mempertahankan senyuman dan basa-basi, tetapi menegakkan meritokrasi dengan memilih pejabat yang berkualitas, profesional, dan berintegritas.

Sejarah pemerintahan lokal di berbagai daerah menunjukkan bahwa toleransi terhadap ketidakmampuan birokrasi hanya akan memperbesar beban fiskal di masa depan.

“Peradilan sejarah akan membuktikan, apakah Mirwan MS dan Baital Mukadis benar-benar mampu membawa perubahan Aceh Selatan yang maju dan produktif sebagaimana dijanjikan, atau justru meninggalkan catatan kelam akibat persoalan yang tak kunjung terselesaikan, hanya karena larut dengan skenario pejabat yang berhasil membuainya dan orang sekitarnya,” ucapnya.

Perlu diingat, kata Irman, GerPALA sebagai mitra kritis dan mitra strategis pemerintah kita memberikan masukan dan kritikan seperti ini bukan karena benci, tapi sebagai bentuk kecintaan kita terhadap daerah bukan kepada pribadi-pribadi yang terindikasi membuat kondisi daerah kian dilematis.

“Bupati Aceh Selatan yang dipilih oleh rakyat harus sadar betul bahwa harapan rakyat untuk perubahan lah yang mengantarkannya ke kursi kekuasaan, bukan pujian asal bapak senang. Jangan sampai karena nila setitik, rusak susu sebelanga, saat ini masih ada waktu untuk berbenah agar perubahan yang dirindukan rakyat bukan sebatas angan-angan belaka, untuk itu pemimpin daerah harus memiliki sikap kongkret dan konsisten. Kalau sudah berlarut-larut terus terperangkap dalam kondisi dilema dan membiarkan nasi menjadi bubur maka perubahan Aceh Selatan itu akan menjadi mimpi belaka,” tutupnya.

author avatar
Samsuar
Jurnalis Infoaceh.net

Lainnya

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tutup