Tingkatkan Transaksi Non Tunai, BSI Pasang 1.780 Mesin EDC di Aceh
Banda Aceh, Infoaceh.net — Bank Syariah Indonesia (BSI) Regional Aceh terus memperkuat dan mendorong inklusi keuangan serta memperluas layanan transaksi non tunai di Tanah Rencong.
Melalui penyebaran mesin Electronic Data Capture (EDC) dan QRIS secara masif, BSI berharap masyarakat semakin terbiasa bertransaksi tanpa uang tunai, sekaligus mendukung perputaran ekonomi daerah yang lebih efisien.
Hingga akhir Juni 2025, jumlah mesin EDC yang beroperasi di seluruh Aceh telah mencapai 1.780 unit.
Angka ini melengkapi keberadaan lebih dari 53.000 QRIS yang sudah lebih dulu digunakan oleh pelaku usaha dan masyarakat.
Kedua layanan ini menjadi tulang punggung transaksi non tunai di berbagai sektor, mulai dari perdagangan, jasa, hingga sektor pariwisata.
Regional CEO BSI I Aceh, Imsak Ramadhan, menjelaskan, jumlah mesin EDC di Bumi Serambi Mekkah akan terus ditingkatkan seiring dengan bertambahnya nasabah dan meningkatnya volume transaksi yang dilakukan.
Menurutnya, tren penggunaan EDC dan QRIS di Aceh menunjukkan pertumbuhan positif, sejalan dengan perubahan perilaku masyarakat yang semakin melek teknologi dan mengutamakan kecepatan serta keamanan dalam bertransaksi.
“Kami melihat peningkatan signifikan pada transaksi non tunai di Aceh, baik melalui EDC maupun QRIS. Karena itu, kami terus memperluas jangkauan layanan ini agar semakin banyak pelaku usaha dan konsumen yang dapat merasakan kemudahan serta keamanan bertransaksi,” ujar Imsak, Kamis (14/8/2025).
Data BSI menunjukkan, jumlah mesin EDC di Aceh mengalami lonjakan sebesar 799 unit dalam setahun terakhir.
Pada Juni 2024, jumlah EDC yang beroperasi baru 981 unit. Namun, berkat perluasan jaringan dan permintaan tinggi dari pelaku usaha, jumlah tersebut meningkat menjadi 1.780 unit per Juni 2025.
Peningkatan ini tidak hanya untuk mendukung transaksi di pusat-pusat perbelanjaan besar, tetapi juga menjangkau daerah-daerah yang selama ini belum terlayani optimal.
BSI bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan komunitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), untuk memastikan akses layanan pembayaran non tunai dapat dinikmati secara merata.
Selain memperluas jaringan EDC, BSI juga mengoptimalkan pemanfaatan QRIS sebagai salah satu kanal pembayaran yang paling praktis.
QRIS memungkinkan pelanggan melakukan pembayaran hanya dengan memindai kode QR, tanpa memerlukan kartu fisik.
Hal ini dinilai efektif untuk mengurangi ketergantungan pada uang tunai, sekaligus menekan risiko penyebaran uang palsu.
BSI berharap, dengan infrastruktur pembayaran non tunai yang semakin memadai, Aceh dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi digital dan memperluas pasar bagi pelaku UMKM.
Ke depan, BSI berencana terus menambah jumlah EDC dan QRIS, serta mengintegrasikan layanan pembayaran dengan fitur-fitur digital lain yang mendukung gaya hidup modern masyarakat Aceh.
Dengan target inklusi keuangan yang lebih luas, BSI optimistis Aceh akan menjadi salah satu daerah terdepan dalam penerapan transaksi non tunai di Indonesia.