JAKARTA – Uni Eropa (UE) menaruh perhatian khusus terhadap perkembangan kondisi terkini Aceh, baik dari sisi perdamaian, pembangunan, politik dan bidang-bidang lainnya.
Hal itu terungkap dalam pertemuan Duta Besar UE untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Mr HE Vincent Piket dengan Wali Nanggroe Aceh Malik Al Haytar, di Jakarta, Kamis (29/4).
Kepala Bagian Humas Wali Nanggroe Aceh M Nasir mengatakan pertemuan tersebut merupakan kunjungan balasan Wali Nanggroe dimana sebelumnya pada Maret 2020 lalu Mr. Vincent datang langsung ke Meuligoe Wali Nanggroe di Aceh Besar.
“Ada banyak hal yang dibicarakan dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam di kediaman Mr Vincent di Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,” kata M Nasir seraya menambahkan pada kesempatan itu secara khusus Mr Vincent mempertanyakan perkembangan terkini Aceh.
Didampingi Muzakir Manaf alias Mualem selaku Ketua KPA-PA dan Staf Khusus Dr M Raviq, Wali Nanggroe menyampaikan informasi terkait perkembangan terkini, sekaligus sharing informasi dalam upaya membangun Aceh dari segala bidang setelah 16 tahun perdamaian.
“Pada prinsipnya kita tetap komit mempertahankan apa-apa yang telah digapai sesuai perjanjian MoU Helsinki, dan tetap konsisten untuk memperjuangkan apa-apa yang telah diperjanjikan kedua belah pihak,” kata Wali Nanggroe kepada Vincent.
Senada dengan Wali Nanggroe, Mualem menyampaikan, pihaknya terus mendorong untuk tetap mengawasi dan mengadvokasi implementasi MoU Helsinki. “Agar perdamaian Aceh tetap berlangsung sesuai dengan kesepakatan,” kata Mualem.
Vincent menyambut baik atas kunjugan Wali Nanggroe dan Mualem. Selain mempertanyakan perkembangan terkini Aceh baik dari perdamaian, politik dan pembangunan, ia juga menyampaikan, sudah saatnya Aceh membangun dari berbagai sektor lebih maju lagi.
“Diantaranya pertanian, perikanan, pendidikan, pembangunan.” (IA)