Adapun diantara para ulama yang pernah belajar kepada Abu Muhammad Kasem TB adalah, Abu Usman Kuta Krueng, Abon Darussalamah, Abu Mukhtar Wahab, Abu Daud Lhoknibong, Abu Panton, Abu Teunom Teungku Muhammad Basyah, Abon Hasbi Kota Fajar, Abu Ishak Langkawe dan para ulama lainnya yang kemudian menjadi tokoh agama dan pengawal agama di wilayahnya masing-masing.
Setelah beberapa tahun menjadi guru di Dayah MUDI Mesra Samalanga, tahun 1968 beliau menikah dan kemudian pindah dari Mudi dan menetap di tempat isterinya di Meureudu.
Walaupun tidak lagi mengajar di Dayah Mudi Mesra Samalanga, beliau kemudian tetap mengajar di salah satu Dayah di Gogo Padang Tiji, meskipun tidak besar, dayah ini dulunya memiliki banyak santri.
Selain mengajar di Dayah Gogo, Abu Muhammad Kasem TB juga mengajar masyarakat setempat, membina keimanan dan ketauhidan mereka. Dan pada tahun 1982, Abu Kasem Tb pernah mencalonkan diri sebagai salah satu anggota dewan perwakilan rakyat melalui PPP dan beliau terpilih.
Genap lima tahun Abu Kasim TB menjadi wakil rakyat, pada akhir masa jabatannya sekitar tahun1987, beliau diminta muridnya Abu Teunom Teungku Muhammad Basyah untuk melanjutkan kepemimpinan Dayah Darul Istiqamah Bireuen setelah musibah yang menimpa Abu Teunom sepulang menyampaikan persentasi makalah di Banda Aceh pada acara Inshafuddin.
Maka permintaan Abu Teunom Teungku Muhammad Basyah yang juga pernah menjadi muridnya itu dipenuhi oleh Abu Kasem TB.
Lebih kurang 18 tahun berikutnya Abu Muhammad Kasem TB mendidik murid-murid dan menanamkan petuah-petuah dan nasehat yang berharga kepada murid-muridnya. Selain itu beliau juga berinteraksi dengan masyarakat luas terutama di Bireuen. Sehingga beliau kemudian dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Abu Bireuen.
Walaupun beliau berasal dari Aceh Barat Daya, namun kiprah keulamaan Abu Muhammad Kasem TB bersinar di tempat perantauan, sehingga tecium harumnya hingga ke kota kelahirannya Aceh Barat Daya.
Dilihat dari kiprah Abu Muhammad Kasem TB dan pengabdiannya, beliau dapat digolongkan sebagai ulama yang memiliki kapasitas keilmuan yang mumpuni, menguasai berbagai cabang keilmuan Islam serta memiliki analisa yang tajam dan mendalam.