Selain kepada Abu Syech Mud, Abu Ghafar Lhoknga disebutkan dalam nazam yang disusun oleh Abuya Jamaluddin Waly, juga termasuk salah satu ulama yang pernah menimba ilmu di Dayah Darussalam Labuhan Haji.
Karena diantara figur kharismatik ulama dari Lhoknga selain Abu Ghafar adalah Abu Gurah yang berasal dari Peukan Bada dan keduanya adalah murid dari Abuya Syekh Muda Waly al-Khalidy.
Setelah menimba ilmu di berbagai tempat, Abu Ghafar Lhoknga dalam usianya 31 tahun mulai berkiprah secara luas di kampung halamannya Lhokruet Lhoknga Aceh Besar. Beliau sebagai ulama, Imam Chik dan pemimpin dayah.
Sejak tiba di desanya, beliau secara tulus dan sungguh-sungguh mengabdi kepada masyarakatnya. Tidak terhitung banyaknya masyarakat didikan l beliau di berbagai majelis taklim yang berpusat di Banda Aceh dan Aceh Besar.
Menurut salah satu muridnya Teungku Abdul Wahid, bahwa dalam berbagai pengajian, Abu Ghafar mengajarkan kitab-kitab melayu jawo kepada murid-muridnya. Diantara kitab-kitab jawo yang sering digunakan sebagai rujukan dalam pengajian Abu Ghafar adalah Kitab Tafsir, Kitab Tasawuf dan Kitab Tauhid. Untuk kitab tafsir biasanya beliau memakai kitab Tafsir Turjuman al Mustafid yang ditulis oleh Syekh Abdurrauf al-Singkili atau Teungku Syiahkuala.
Kitab Turjuman al Mustafid sendiri dibagian-bagian tertentu memiliki titik kerumitan, apalagi bila menyangkut pembahasan Qira’at yang terdapat di dalamnya. Demikian pula kitab tasawuf Sirussalikin, walaupun jawo tetapi dibanyak tempat riwayat-riwayat hadits-nya tidak berbaris dan terkadang butuh pemahaman mendalam.
Namun Abu Ghafar Lhoknga sebagai ulama yang alim jawo, sangat lihai dalam memaknai dan menjelaskan maksud dari pengarang kitab-kitab tersebut.
Penulis melihat murid-murid para ulama tempo dulu seperti Abu Ghafar Lhoknga atau Teungku Sulaiman Nur Abdya yang juga lulusan Dayah Darussalam Labuhan Haji kelahiran awal tahun tiga puluhan, walaupun mereka para ulama tersebut terkadang tidak terlalu lihai dalam kitab-kitab Arab, namun mereka memiliki keputusan hukum yang mantap dan pasti yang diterima dari para guru mereka secara bersanad.