Abu Imam Syamsuddin Sangkalan, Ulama Kharismatik di Labuhan Haji
Nama yang terakhir ini yang terus dipakai sampai sekarang. Selesai memimpin Dayah Darussalam, beliau melaksanakan ibadah haji dan memiliki banyak pengalaman menarik ketika disana, dan tidak sempat memperdalam ilmunya di Mekkah.
Pada fase kedua masa kepemimpinan beliau di Dayah Babussalam Sangkalan, maka santri telah mulai terbagi-bagi, karena telah banyak muncul dayah yang lain, selain Bustanul Huda Blangpidie yang ketika itu sudah dipimpin oleh Abuya Hamid Kamal setelah wafatnya Abu Syech Mud.
Juga ada dayah lain yaitu Darul Ulum Diniyah Suak yang dibangun oleh Teungku Syekh Muhammad Yatim al-Khaliy atau Abu Bilal Yatim Suak sepulangnya beliau dari belajar di Mekkah pada Darul Ulum Diniyah Mekkah yang gurunya adalah Syekh Muhammad Yasin Padang temannya Syekh Muda Waly ketika belajar dengan Syekh Ali al-Maliki Pengarang Kitab Hasyiah Asybah wa Nazair.
Setelah perjalanan yang panjang dan kontribusi yang besar bagi masyarakat Sangkalan dan sekitarnya, wafatlah Abu Imam Syamsuddin di tahun 1971.
Ditulis Oleh:
Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary, Lc (Ketua STAI al Washliyah Banda Aceh; Pengampu Pengajian Rutin TAFITAS Aceh; dan Penulis Buku Membumikan Fatwa Ulama)