Sedangkan Abu Tanoh Mirah pulang kampung pada tahun 1957 dan Abon Samalanga di tahun 1958. Di Darussalam Labuhan Haji Teungku Muhammad Isa Pereupok belajar selama tiga tahun.
Pada tahun 1960, beliau kemudian melanjutkan belajarnya kepada ulama besar di Idi Cut Teungku Syekh Muhammad Thaib dengan Dayahnya Darut Thaiyibah. Beliau belajar di Dayah ini selama dua tahun.
Genaplah 15 tahun beliau berguru dengan banyak para ulama besar, maka di tahun 1962 mulailah beliau membangun dayahnya yang diberi nama dengan Dayah Darul Falah.
Dengan segenap kesungguhan beliau menyebarkan ilmunya kepada masyarakat, sehingga banyak muridnya yang kemudian melanjutnya estafet keilmuannya menjadi para ulama terpandang.
Sebut saja beberapa diantara mereka adalah Abu Kasem TB, Abu Mukhtar Teupin Raya, Abu Tanjong Bungong dan para ulama lainnya.
Perkembangan Dayah Darul Falah semakin berkembang dan maju, sehingga pengaruh beliau sebagai ulama pun semakin luas dirasakan oleh masyarakat. Diantara murid yang melanjutkan kajian ilmu falak yang menjadi keahlian beliau adalah muridnya adalah Teungku Abdullah Ibrahim yang dikenal dengan Abu Tanjong Bungong, yang dianggap sebagai tokoh representatif ilmu falak di Aceh kontemporer.
Selain mengajar di dayah, beliau juga mengajar di berbagai majelis taklim masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang tercerahkan dengan ilmu yang beliau sampaikan. Sebagai ulama dayah, beliau juga terlibat aktif dalam organisasi PERTI.
Setelah wafatnya Abu Tanoh Mirah tahun 1989, beliau kemudian dipilih sebagai ketua umum PERTI di Aceh Utara dan amanah tersebut terus beliau emban selama enam tahun.
Beliau juga aktif di keanggotaan majelis ulama Aceh Utara bahkan beliau termasuk ulama senior selain Abu Tanoh Mirah.
Selama tiga puluh lima tahun Abu Muhammad Isa Peureupok mengabdikan dirinya untuk mengajarkan para santri dan masyarakat dengan menanamkan ilmu dan hikmah dalam diri mereka, terhitung dari tahun 1962 sampai 1997 beliau telah mengabdi tanpa pamrih.
Karena pada 1997 tepatnya di bulan Ramadhan dalam usia 70 tahun, wafatlah ulama yang telah mengabdikan ilmunya secara tulus ikhlas itu. Tentu wafatnya beliau kehilangan besar bagi umat Islam Aceh. Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.