Abu Muhammad Zamzami Lam Ateuk, Ulama Yang Teguh Memegang Prinsip
Abu Muhammad Zamzami selain belajar kepada Abuya Syekh Muda Waly, beliau juga belajar kepada murid senior Abuya yang berasal dari Desa Cot Cut Kuta Baro yaitu Abu T. Usman Fauzi Lhueng Ie yang lebih awal sampai di Dayah Darussalam Labuhan Haji.
Setelah lebih kurang 14 tahun Abu Muhammad Zamzami belajar dan mengajar di Dayah Darussalam Labuhan Haji, tibalah waktunya beliau memohon izin dari Ummi Padang Istri Abuya Syekh Muda Waly untuk pulang kampung demi menyebarkan ilmu agama yang telah beliau miliki.
Melihat kepada masa menetap Abu Muhammad Zamzami di Darussalam Labuhan Haji, beliau kemungkinan besar berjumpa dengan seluruh para ulama lulusan Dayah Darussalam Labuhan Haji sebut saja beberapa di antara mereka misalnya Abuya Aidarus Kampari, Abu Imam Syamsuddin Sangkalan, Abuya Muhibbuddin Waly, Abu Bahauddin Tanah Merah, Abu Lhueng Ie, Abu Keumala, Abu Tanoh Mirah, Abon Samalanga, Abu Tu Min, Abu Daud Zamzami, Abu Syam Marfaly, Abon Kota Fajar dan para ulama lainnya.
Kepulangan Abu Muhammad Zamzami pada tahun 1968 pun setelah menerima sepucuk surat dari Abu Abdullah Lamceu Pimpinan Dayah Daruzzahidin yang juga lulusan Labuhan Haji dan masih saudaranya.
Menurut keterangan Abu Thantawi Jauhari, selama 3 hari 3 malam Abu Muhammad Zamzami berangkat dari Labuhan Haji Aceh Selatan pulang kampung ke Aceh Besar dengan sepeda. Beliau pulang bersama dua orang muridnya yang masih remaja ketika itu; Abi Thantawi Jauhari dan Teungku Mahyuddin Lam Asan.
Sesampai kembali di kampung halamannya, setelah belasan tahun menimba ilmu di berbagai dayah, dalam usia sekitar 32 tahun beliau mulai membangun sebuah lembaga pendidikan yang diberi nama dengan Dayah Istiqamatuddin Darul Muarrif di Kemukiman Lam Ateuk Kuta Baro Aceh Besar.
Kehadiran Dayah Darul Muarrif disambut dengan sukacita oleh masyarakat Kecamatan Kuta Baro dan Aceh Besar secara umum, mengingat belum banyak dayah yang besar ketika itu. Dengan segenap kesungguhan dan keistiqamahan Abu Muhammad Zamzami telah mendidik dan mengkader banyak ulama dan teungku sesudahnya.