INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© PT. INFO ACEH NET All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Biografi Ulama Aceh

Abu Nashruddin Daud, Ulama dan Politisi Aceh yang Hidup Sederhana Konsisten Berjuang Untuk Umat

Last updated: Rabu, 26 Agustus 2020 12:02 WIB
By Redaksi
Share
8 Min Read
SHARE

Namanya adalah Teungku Nashruddin Daud, namun masyarakat menyebutnya dengan panggilan Teungku Nash atau Abu Nash. Beliau ulama dan politisi Aceh yang konsisten memperjuangkan suara rakyat di kancah lokal maupun nasional.

Beliau lahir di Manggeng, tepatnya Desa Padang Keulele Aceh Barat Daya yang dahulunya sebelum pemekaran tunduk ke Aceh Selatan.

Aba H Asnawi bin Tgk Ramli atau yang lebih dikenal Aba Asnawi Lamno
Aba Asnawi Lamno, Sosok Ulama Alim dan Tawadhu Penggerak Ekonomi Dayah

Kehadiran Abu Nashruddin Daud dalam iklim keilmuan Aceh memiliki makna yang cukup signifikan, mengingat ketika beliau wafat, Abu Nashruddin Daud sebagai Pemimpin Dayah Inshafuddin yang merupakan sentral organisasi dayah ketika itu.

- ADVERTISEMENT -

Abu Nashruddin berasal dari kedua orang tua yang taat dan mencintai agama. Sehingga sejak kecil beliau telah dididik dan dibekali dengan berbagai bekal keilmuan Islam yang memadai.

Sambil bersekolah di SR Manggeng, beliau malamnya belajar agama di desanya kepada para teungku gampong. Setelah menyelesaikan pendidikan SR pada tahun 1958, Abu Nashruddin Daud kemudian merantau ke daerah lain untuk menimba ilmu dan memperdalam kajian agamanya.

- ADVERTISEMENT -
Abu Kuta Krueng, yang memiliki nama asli Tgk H Usman bin Ali
Abu Kuta Krueng, Sosok Ulama Tasawuf Aceh yang Diharapkan Doanya

Dayah yang menjadi tujuan Abu Nashruddin Daud adalah Dayah Darussalam Labuhan Haji yang ketika itu masih dipimpin oleh Abuya Syekh Muhammad Waly sekitar tahun 1959.

Rentang 1958-1961, banyak berdatangan para santri ke Dayah Darussalam dari seluruh Aceh, yang umumnya mereka menjadi ulama dan pengawal agama di wilayah masing-masing. Ada diantara mereka yang datang untuk belajar dari awal, ada yang sudah alim datang ke Darussalam sekedar mengambil berkah dari ilmu Abuya Syekh Muda Waly dan tersambung sanadnya ke guru-guru Syekh Muda Waly.

Tersambung dengan para guru Abuya Syekh Muda Waly seperti Abu Muhammad Ali Lampisang, Abu Syech Mahmud Blangpidie, Abu Muhammad Hasan Kruengkalee, Abu Indrapuri, Syekh Muhammad Jamil Jaho, Syekh Abdul Ghani Kampari, Syekh Ali bin Husein al Maliki dan ulama besar lainnya.

Ulama kharismatik Aceh Tgk H Ishak Bin Ahmad atau dikenal Abu Ishak Lamkawe wafat pada usia 78 tahun
Abu Ishak Lamkawe, Ulama Kharismatik dan Tawadhu’ Gurunya Abu Mudi

Diantara para santri yang datang dalam rentang waktu 1958 sampai wafatnya Abuya Muda Waly pada tahun 1961 adalah Abu Muhammad Isa Pereupok, Abu Meunasah Mee, Abu Muhammad Syam Marfaly, Abon Kota Fajar, dan anak-anak Abuya yang segenerasi mereka seperti Abuya Jamaluddin Waly, Abuya Mawardi Waly dan Abuya Haji Amran Waly.

- ADVERTISEMENT -

Dan pada waktu itu yang mengajar adalah Abuya Muhibbuddin Waly dan para ulama lainnya termasuk Abu Tumin Blang Bladeh juga salah satu guru yang mengajar ketika itu.

Dapat dipastikan Abu Nashruddin Daud sempat bertemu dengan Abuya Syekh Muda Waly, dan mengambil ilmu dari beliau, walaupun tidak memasuki kelas Bustanul Muhaqiqin. Bahkan Abu Nash juga sempat belajar kepada Abu Imam Syamsuddin Sangkalan, ketika beliau memimpin Dayah Darussalam Labuhan Haji setelah wafatnya Syekh Muda Waly, dan Abuya Muhibbuddin Waly berangkat belajar ke Mesir.

Setelah Abu Imam Syamsuddin, kepemimpinan Dayah Darussalam dilanjutkan oleh Abuya Kiyai Jamaluddin Waly dan seterusnya dipimpin oleh Abuya Haji Amran Waly selama delapan tahun.

Pada masa kepemimpinan Abuya Jamaluddin Waly, para ulama seperti Abu Muhammad Syam Marfaly dan Abon Kota Fajar telah menjadi guru senior yang mengajarkan kitab-kitab besar seperti Kitab al Mahalli, Ihya’ Ulumuddin dan kitab-kitab lainnya.

Pada masa inilah beberapa ulama seperti Abu Muhammad Cot Puklat, Abu Ismail Ab Alue Bili, Abu Anwar Fahimi Peulumat, Abu Muhammad Ismi dan para ulama lainnya yang masih menetap dan mengajar di Dayah Darussalam Labuhan Haji.

Adapun guru senior mereka selain Pimpinan Dayah adalah Abu Muhammad Zamzami Lam Ateuk dan Abu Muhammad Syam Marfaly, karena dua ulama yang disebut terakhir lama menetap di Dayah Darussalam Labuhan Haji.

Abu Muhammad Zamzami sendiri pulang kampung sekitar tahun 1968 menetap sekitar 14 tahun dan Abu Muhammad Syam Marfaly pulang tahun 1975 menetap sekitar 17 tahun.

Abu Nashruddin Daud ulama yang tumbuh dan hadir dalam iklim Dayah Darussalam pertengahan. Abu Nash sendiri menyelesaikan seluruh jenjang belajar di Dayah Darussalam Labuhan Haji, mulai dari Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah pesantren berhasil beliau lalui dengan lancar dan baik.

Sehingga pada tahun 1967, beliau telah menjadi seorang alim lulusan Dayah Darussalam Labuhan Haji.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Dayah Darussalam, Abu Nash kemudian merantau ke Banda Aceh. Karir keilmuan dan keulamaan beliau mulai bersinar, bahkan beliau diperhitungkan sebagai seorang ulama dan politisi yang dikenal oleh masyarakat secara luas.

Sehingga tidak mengherankan bila berbagai jabatan strategis pernah dipercayakan kepada Abu Nashruddin Daud. Abu Nash pernah menjadi Ketua PERTI Banda Aceh, pejabat teras PPP.

Selain itu beliau selama 27 tahun dipercaya oleh masyarakat Kuta Alam Banda Aceh sebagai Imam Chik Mesjid Baitul Alam sampai hari wafatnya beliau tahun 2000. Bahkan rentang tahun 1998 sampai 2001 Abu Nash ditunjuk untuk menjadi Pimpinan Dayah Inshafuddin dan pada waktu yang sama beliau juga anggota DPR RI dari PPP.

Dengan berbagai kiprah yang luas dan jabatan-jabatan strategis yang pernah diembannya, beliau adalah pribadi yang sangat sederhana dan sama sekali tidak memiliki ambisi apapun. Beliau menjalani hidupnya dengan penuh rasa prihatin terhadap masyarakatnya.

Abu Nash tidak memiliki mobil, walaupun beliau anggota dewan terhormat, kemana-mana beliau sering menaiki becak. Dan disebutkan oleh istrinya, untuk membantu perekonomian keluarga, istrinya berjualan nasi gurih di pagi hari. Walaupun demikian, Abu Nash tidak pernah menolak orang yang meminta.

Pernah kata anaknya, dalam perjalanan pulang menyampaikan pengajian di daerah seputaran Masjid Raya Baiturrahman, beliau melihat seorang pengemis yang sangat membutuhkan bantuan.

Tanpa melihat jumlah isi amplop, Abu Nash langsung memberikan amplop uang yang diberikan panitia acara tadi. Meskipun yang beliau berikan itulah satu-satunya yang beliau miliki.

Abu Nashruddin juga guru bagi masyarakat Banda Aceh terutama masyarakat Kuta Alam dan sekitarnya. Mereka tahu persis bagaimana menyenangkan mengikuti kajian keilmuan yang disampaikan oleh Abu Nashruddin Daud.

Ada panitia masjid menyampaikan bahwa mengaji dengan Abu Nash seperti kita sedang mendengarkan ilmu seutuhnya, sehingga jarang yang mau mencoba-coba berdebat dengan kealiman beliau. Selain itu Abu Nashruddin juga panelis dalam banyak simposium ilmiah, salah satunya acara yang diadakan oleh Inshafuddin.

Organisasi Inshafuddin sendiri merupakan organisasi yang mempersatukan pada ulama dan cendekiawan Aceh, diantara tokoh sentralnya adalah Abu Daud Zamzami, Abu Ismail Yakub dan Profesor Teungku Safwan Idris.

Dalam setiap pemaparan makalah dan pembahasan yang beliau hadirkan, Abu Nash selalu memiliki referensi yang memadai dan bernas. Bahkan ada yang menyebutkan beliau menghafal Kitab Fathul Muin dengan baik. Wallahua’lam.

Abu Nash dengan berbagai kiprahnya terhadap masyarakat telah mengantarkan beliau menjadi figur publik yang dikenal secara luas dan dipercaya. Beliau dalam berbagai kesempatan senantiasa memperjuangkan aspirasi rakyat.

Walaupun beliau tidak kaya, namun masyarakat merasakan kewibawaan sang ulama tersebut. Beliau secara istiqamah dan konsisten bersama rakyat. Bahkan di tahun terakhir menjelang ajalnya tahun 2000, beliau disebutkan ketika menjadi imam shalat Ramadhan terakhir bagi beliau begitu syahdu dalam melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an, bahkan banyak para jama’ah yang terharu dan meneteskan air mata.

Rupanya itulah kali terakhir beliau menjadi imam, karena pada tahun yang sama beliau syahid dibunuh di wilayah Sibolangit, Sumatera Utara oleh orang tak dikenal. Banyak yang merasa kehilangan dengan sang tokoh tersebut. Semoga Allah SWT terima setiap amal ibadah beliau. Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.

Ditulis Oleh:
Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary, Lc

Previous Article Pangdam IM Mayjen TNI Hassanudin bersama Forkopimda Aceh lainnya saat menyambut Presiden RI Joko Widodo di Bandara SIM Pangdam Siap Bantu Pemerintah Aceh dalam Pencegahan Covid-19
Next Article Alaidin Abu Abbas Covid-19 Bisa Ditekan Jika Semua Pihak Patuhi Protokol Kesehatan

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
Peneliti Sejarah Aceh, Dr Hilmy Bakar Almascaty
Aceh

Pernyataan KASAD Maruli Simanjuntak Soal Tanah Blang Padang Dinilai Panaskan Situasi Aceh

Minggu, 6 Juli 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN DPRK SABANG
IKLAN WALIKOTA SABANG
IKLAN BANK ACEH ABU PAYA PASI
IKLAN BANK ACEH SEKDA
IKLAN BANK ACEH KAPOLDA BARU
IKLAN DPRK SBG 2 TAYANG
IKLAN DPRK SBG 1
IKLAN DPRK SBG 3
IKLAN DPRK SBG 4
IKLAN BANK ACEH HUT TNI

Berita Lainnya

Biografi Ulama Aceh

Abu Tumin, Ulama Kharismatik Pengawal Agama Masyarakat Aceh

Kamis, 19 Juni 2025
Biografi Ulama Aceh

Abu Lueng Angen, Ulama Kharismatik yang Mengorbit Banyak Ulama dan Mustajab Doanya

Selasa, 7 Maret 2023
Biografi Ulama Aceh

Tgk Chiek Di Simpang, Ulama Besar Aceh Penulis Kitab Lapan

Rabu, 28 Juli 2021
Biografi Ulama Aceh

Abu Daud Zamzami; Ulama Dayah Pencerah Umat, Nasehati Umara dengan Pemikiran Jernihnya

Rabu, 17 Maret 2021
Habib Muhammad bin Achmad al-Athas Simpang Ulim
Biografi Ulama Aceh

Habib Muhammad, Waliyullah Cucu Rasulullah Pendiri Masjid Ba’alawi di Aceh

Sabtu, 11 Oktober 2025
Biografi Ulama Aceh

Abu Zulkifli Ahmad Cot Mane, Ulama Ahli Fiqih Pimpinan Dayah MUDI Abdya

Sabtu, 14 November 2020
Biografi Ulama Aceh

Abu Muhammad Darimi, Sosok Ulama Tawadhu’ Yang Luas Keilmuannya

Sabtu, 7 November 2020
Biografi Ulama Aceh

Abu Daud Teupin Gajah, Ulama Tasawuf Murabbi Masyarakat Aceh Selatan

Minggu, 1 November 2020
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
login
Welcome to Foxiz
Username atau Email Address
Password

Lupa password?