Setelah menamatkan pendidikan di Yan Kedah Malaysia sekitar tahun 1926, Abu Syech Mud kemudian dikirim ke Blangpidie atas permintaan Teuku Sabi Uleebalang Kutabatee Blangpidie untuk menjadi ulama dan pengayom agama masyarakat Blangpidie dan sekitarnya.
Karena sebelumnya yang menjadi pemimpin agama di Blangpidie adalah Teungku Muhammad Yunus Lhoong atau Teungku di Lhoong ulama PUSA, yang kemudian dikembalikan ke Kuta Raja Banda Aceh setelah peristiwa Penyerangan Tangsie Belanda dan Syahidnya Teungku Peukan dan pengikutnya pada tahun 1926.
Tibalah Abu Syech Mud untuk menjadi guru bagi seluruh masyarakat Blangpidie dan sekitarnya pada tahun 1927. Sedangkan di Labuhan Haji ketika itu telah datang sebelum beliau ulama utusan Kutaraja Teungku Syekh Muhammad Ali atau yang dikenal dengan Abu Lampisang sekitar tahun 1921, Abu Ali diutus ke Labuhan Haji atas rekomendasi Tuwanku Raja Keumala dan Abu Kruengkalee.
Mulailah Abu Syech Mud Blangpidie mendirikan lembaga pendidikan yang beliau namakan dengan Dayah Bustanul Huda yang berada di seputaran Komplek Mesjid Jamik Baitul ‘Adhim Blangpidie.
Terhitung mulai tahun 1928 beliau memimpin dan mengayomi masyarakat Blangpidie sampai hari terakhir wafatnya yaitu tahun 1966 beliau telah menjadi ulama yang mengayomi dan memimpin Dayah besar Bustanul Huda.
Karena ketekunan beliau dalam mengajar, banyak dari murid-muridnya yang menjadi para ulama generasi sesudahnya bahkan ada yang menjadi ulama besar pula.
Abu Syech Mud banyak mengkader ulama-ulama terpandang yang melanjutkan estafet keilmuan dan keulamaannya sesudahnya.
Diantara sekian banyak murid Abu Syech Mud Blangpidie adalah: Abuya Syekh Muhammad Waly al-Khalidi, Abu Calang Teungku Muhammad Arsyad, Abuya Syekh Jailani Kota Fajar, Abu Haji Adnan Mahmud Bakongan, Teungku Syekh Abdul Hamid Kamal yang kemudian menjadi menantu dan melanjutkan kepemimpinan Dayah, Abuya Syekh Haji Muhammad Yatim Suak atau dikenal dengan Teungku Bilal Yatim, Abu Imam Syamsuddin Sangkalan, Abu Ibrahim Woyla, Abu Abdul Ghaffar Lhoknga, Teungku Din Samatiga dan banyak para ulama lainya yang tersebar di seluruh Aceh.