INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© PT. INFO ACEH NET All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Biografi Ulama Aceh

Abu Syech Mud, Ulama Keturunan Bangsawan Guru Masyarakat Blangpidie

Last updated: Rabu, 15 Juli 2020 10:58 WIB
By Redaksi
Share
7 Min Read
SHARE

Nama asli beliau adalah Teungku Teuku Mahmud bin Teuku Ahmad yang berasal dari Lhoknga. Namun setelah menjadi seorang alim besar dan berkiprah secara luas di Blangpidie, masyarakat mengenalnya dengan panggilan Abu Syech Mahmud atau disingkat dengan sebutan Abu Syech Mud.

Kehadiran Abu Syech Mud dalam iklim keilmuan Aceh memiliki makna yang cukup penting, mengingat banyak ulama kharismatik Aceh generasi sesudahnya adalah murid-muridnya, termasuk ulama terpandang Aceh Abuya Syech Muda Waly yang merupakan Syekhul Masyayikh ulama dayah kontemporer juga pernah belajar kepada Abu Syech Mud.

Aba H Asnawi bin Tgk Ramli atau yang lebih dikenal Aba Asnawi Lamno
Aba Asnawi Lamno, Sosok Ulama Alim dan Tawadhu Penggerak Ekonomi Dayah

Abu Syech Mud diperkirakan lahir sekitar tahun 1899, beliau ulama keturunan bangsawan dan Ulee Balang kawasan Lhoknga yang kemudian menikah ke Lamlhom masih dalam kawasan Aceh Besar.

- ADVERTISEMENT -

Mengawali pengembaraan intelektualnya, Abu Syech Mud memulai belajar agama di desanya disertai pelajaran umum di sekolah yang dikhususkan kepada anak-anak bangsawan ketika itu.

Setelah beberapa tahun belajar di desanya, Abu Syech Mud kemudian lebih tertarik memperdalam keilmuannya dalam bidang agama, dan beliau memilih belajar ke Dayah Krueng Kalee di Siem pada tahun 1916 setelah tibanya Abu Haji Hasan Kruengkalee dari Mekkah.

- ADVERTISEMENT -
Abu Kuta Krueng, yang memiliki nama asli Tgk H Usman bin Ali
Abu Kuta Krueng, Sosok Ulama Tasawuf Aceh yang Diharapkan Doanya

Dimana sebelumnya Abu Kruengkalee mengabdi beberapa tahun di Lembaga Pendidikan Teungku Chik Muhammad Arsyad Diyan Kedah Malaysia dan Abu Kruengkalee menikah disana.

Hampir lima tahun Abu Syech Mud belajar dengan segenap kesungguhan dan ketekunan di Dayah Kruengkale, sehingga mengantarkan beliau menjadi seorang ulama muda yang mendalam ilmunya dan mampu menguasai kitab-kitab besar dalam Mazhab Syafi’i.

Namun Abu Syech Mud masih merasa minim ilmu dan pengetahuannya, sehingga beliau berinisiatif untuk berangkat ke Yan Kedah Malaysia demikian mematangkan keilmuannya. Apalagi di Kedah tepatnya di Yan, masyur ulama besar Aceh yang hijrah kesana yaitu Teungku Chik Muhammad Arsyad Diyan. Dengan menumpang kapal pelajar yang akan diberangkatkan ke Batavia, berangkatlah Abu Syech Mud.

Ulama kharismatik Aceh Tgk H Ishak Bin Ahmad atau dikenal Abu Ishak Lamkawe wafat pada usia 78 tahun
Abu Ishak Lamkawe, Ulama Kharismatik dan Tawadhu’ Gurunya Abu Mudi

Selama belajar di Yan Malaysia kepada para Teungku Chik dan ulama besar, banyak keluarga Aceh yang berkesan dengan keluhuran budi dan keilmuan mendalam Abu Syech Mud sehingga beliau dijadikan ‘anak angkat’ oleh mereka.

- ADVERTISEMENT -

Setelah menamatkan pendidikan di Yan Kedah Malaysia sekitar tahun 1926, Abu Syech Mud kemudian dikirim ke Blangpidie atas permintaan Teuku Sabi Uleebalang Kutabatee Blangpidie untuk menjadi ulama dan pengayom agama masyarakat Blangpidie dan sekitarnya.

Karena sebelumnya yang menjadi pemimpin agama di Blangpidie adalah Teungku Muhammad Yunus Lhoong atau Teungku di Lhoong ulama PUSA, yang kemudian dikembalikan ke Kuta Raja Banda Aceh setelah peristiwa Penyerangan Tangsie Belanda dan Syahidnya Teungku Peukan dan pengikutnya pada tahun 1926.

Tibalah Abu Syech Mud untuk menjadi guru bagi seluruh masyarakat Blangpidie dan sekitarnya pada tahun 1927. Sedangkan di Labuhan Haji ketika itu telah datang sebelum beliau ulama utusan Kutaraja Teungku Syekh Muhammad Ali atau yang dikenal dengan Abu Lampisang sekitar tahun 1921, Abu Ali diutus ke Labuhan Haji atas rekomendasi Tuwanku Raja Keumala dan Abu Kruengkalee.

Mulailah Abu Syech Mud Blangpidie mendirikan lembaga pendidikan yang beliau namakan dengan Dayah Bustanul Huda yang berada di seputaran Komplek Mesjid Jamik Baitul ‘Adhim Blangpidie.

Terhitung mulai tahun 1928 beliau memimpin dan mengayomi masyarakat Blangpidie sampai hari terakhir wafatnya yaitu tahun 1966 beliau telah menjadi ulama yang mengayomi dan memimpin Dayah besar Bustanul Huda.

Karena ketekunan beliau dalam mengajar, banyak dari murid-muridnya yang menjadi para ulama generasi sesudahnya bahkan ada yang menjadi ulama besar pula.

Abu Syech Mud banyak mengkader ulama-ulama terpandang yang melanjutkan estafet keilmuan dan keulamaannya sesudahnya.

Diantara sekian banyak murid Abu Syech Mud Blangpidie adalah: Abuya Syekh Muhammad Waly al-Khalidi, Abu Calang Teungku Muhammad Arsyad, Abuya Syekh Jailani Kota Fajar, Abu Haji Adnan Mahmud Bakongan, Teungku Syekh Abdul Hamid Kamal yang kemudian menjadi menantu dan melanjutkan kepemimpinan Dayah, Abuya Syekh Haji Muhammad Yatim Suak atau dikenal dengan Teungku Bilal Yatim, Abu Imam Syamsuddin Sangkalan, Abu Ibrahim Woyla, Abu Abdul Ghaffar Lhoknga, Teungku Din Samatiga dan banyak para ulama lainya yang tersebar di seluruh Aceh.

Bahkan Abu Syech Mud ini merupakan guru utama dari Abuya Syekh Muda Waly setelah belajar dari Abu Ali Lampisang.

Abu Syech Mud sebagaimana ditulis oleh cucunya Tgk Silman Haridhi merupakan seorang ulama yang sangat mendalam ilmunya lagi seorang ulama yang zuhud dan ahli tasawuf. Hal senada juga diamini oleh Abuya Muhibbuddin Waly yang pernah berjumpa dengan Abu Syech Mud, dimana menurut Abuya Doktor bahwa Abu Syech Mud selalu memposisikan dirinya sebagai seorang guru yang lebih memilih diam dan mendoakan seluruh murid-muridnya termasuk Syekh Muda Waly yang menjadi murid kebanggaannya.

Setelah berkiprah secara luas dan mengkader banyak ulama, wafatlah ulama besar tersebut pada tahun 1966 dan dimakamkan di Blangpidie. Setelah wafatnya Abu Syech Mud, estafet Pimpinan Dayah Bustanul Huda dilanjutkan oleh ulama lainnya yang juga menantunya yaitu Teungku Syekh Abdul Hamid Kamal yang dikenal dengan Abu Haji Blangpidie.

Abu Haji Abdul Hamid Kamal memimpin Dayah tersebut sampai wafatnya pada tahun 1980. Yang Kemudian dilanjutkan oleh Abu Mohd. Syam Marfaly sepulangnya beliau belajar di Dayah Darussalam Labuhan Haji.

Abu Mohd. Syam Marfaly berangkat ke Labuhan Haji setelah sekitar tiga tahun menjadi Jama’ah tetap di Mesjid Jamik Baitul ‘Adhim Blangpidie dari tahun 1955 sampai 1958 mendengar ceramah dan pengajian dari Abu Syech Mud.

Kemudian 17 tahun berikutnya Abu Syam Marfali menimba ilmu di Darussalam hingga mengantarkannya menjadi seorang ulama yang tegas, teguh dan diperhitungkan.

Ketiga ulama Blangpidie tersebut telah kembali ke hadirat Allah SWT dengan kontribusi yang besar. Kehilangan ulama adalah kehilangan yang nyata dan tidak tergantikan. Rahimahumullah Rahmatan Wasi’atan. Alfaatihah.

Ditulis Oleh:
Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary, Lc (Ketua Al-Washliyah Banda Aceh)

Previous Article Perubahan Hagia Sofia Kurang Menguntungkan Umat Islam Dunia
Next Article Kemenag Aceh Ajak Masyarakat Cek Arah Kiblat 15 – 16 Juli

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
Peneliti Sejarah Aceh, Dr Hilmy Bakar Almascaty
Aceh

Pernyataan KASAD Maruli Simanjuntak Soal Tanah Blang Padang Dinilai Panaskan Situasi Aceh

Minggu, 6 Juli 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN DPRK SABANG
IKLAN WALIKOTA SABANG
IKLAN BANK ACEH ABU PAYA PASI
IKLAN BANK ACEH SEKDA
IKLAN BANK ACEH KAPOLDA BARU
IKLAN DPRK SBG 2 TAYANG
IKLAN DPRK SBG 1
IKLAN DPRK SBG 3
IKLAN DPRK SBG 4
IKLAN BANK ACEH HUT TNI

Berita Lainnya

Biografi Ulama Aceh

Abu Tumin, Ulama Kharismatik Pengawal Agama Masyarakat Aceh

Kamis, 19 Juni 2025
Biografi Ulama Aceh

Abu Lueng Angen, Ulama Kharismatik yang Mengorbit Banyak Ulama dan Mustajab Doanya

Selasa, 7 Maret 2023
Biografi Ulama Aceh

Tgk Chiek Di Simpang, Ulama Besar Aceh Penulis Kitab Lapan

Rabu, 28 Juli 2021
Biografi Ulama Aceh

Abu Daud Zamzami; Ulama Dayah Pencerah Umat, Nasehati Umara dengan Pemikiran Jernihnya

Rabu, 17 Maret 2021
Habib Muhammad bin Achmad al-Athas Simpang Ulim
Biografi Ulama Aceh

Habib Muhammad, Waliyullah Cucu Rasulullah Pendiri Masjid Ba’alawi di Aceh

Sabtu, 11 Oktober 2025
Biografi Ulama Aceh

Abu Zulkifli Ahmad Cot Mane, Ulama Ahli Fiqih Pimpinan Dayah MUDI Abdya

Sabtu, 14 November 2020
Biografi Ulama Aceh

Abu Muhammad Darimi, Sosok Ulama Tawadhu’ Yang Luas Keilmuannya

Sabtu, 7 November 2020
Biografi Ulama Aceh

Abu Daud Teupin Gajah, Ulama Tasawuf Murabbi Masyarakat Aceh Selatan

Minggu, 1 November 2020
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
login
Welcome to Foxiz
Username atau Email Address
Password

Lupa password?