Setelah wafatnya Abuya Syekh T Mahmud Blangpidie atau yang dikenal dengan Abu Syech Mud, maka estafet keilmuan dan kepemimpinan ummat dilanjutkan oleh Abuya Teungku Haji Abdul Hamid Kamal. Pada usia 7 tahun Abu Abdul Hamid Kamal telah mulai belajar langsung dari ayahnya Teungku Kamaluddin yang ahli dalam bidang Al Qur’an. Ayahnya Teungku Kamaluddin berasal dari Lam Asan Aceh Besar yang merantau ke Meukek Aceh Selatan.
Setelah menamatkan kitab-kitab awal dalam Mazhab Syafi’i, seperti Kitab Matan Taqrib, Jurumiyah, Matan Bina, maka pada usia sepuluh tahun Abu Abdul Hamid Kamal diantarkan langsung oleh ayahnya kepada Abu Syech Mud untuk belajar langsung kepada beliau di Dayah Bustanul Huda Blangpidie.
Abu Syech Mud menguji langsung Teungku Abdul Hamid Kamal dengan beberapa pertanyaan Nahwu dari Kitab Mukhtasar karya Syekh Ahmad Zaini Dahlan. Karena melihat kemampuan Teungku Abdul Hamid, maka beliau langsung ditempatkan di kelas lanjutan yaitu Kelas Kitab Bajuri. Maka Teungku Abdul Hamid adalah santri termuda untuk lokal tersebut, mengingat usia santri yang lain umumnya diatas 15 tahunan yang mengaji Kitab Bajuri atau Fathul Qarib.
Tidak lama Teungku Abdul Hamid Kamal belajar, hanya dalam masa tiga tahun beliau telah mampu untuk memasuki pengajian yang lebih tinggi di Dayah Bustanul Huda dengan mempelajari Kitab Mahalli dan kitab-kitab besar lainnya langsung dari Abu Syech Mud Blangpidie.
Bahkan disebutkan dalam beberapa tahun awal masa belajarnya Teungku Abdul Hamid Kamal muda belum diizinkan untuk keluar dalam acara kenduri masyarakat, karena menurut Abu Syech Mud, bagi seorang Teungku Abdul Hamid belajar dan mengajar lebih utama dengan harapan dipersiapkan menjadi ulama masa depan.
Juga ayah beliau Abu Kamaluddin dalam tiga tahun pertama sangat jarang mendatangi Teungku Abdul Hamid agar ianya betah dan sabar dalam menuntut ilmu di Dayah tersebut.
Barulah setelah menjadi seorang alim yang mendalam ilmunya, Abu Abdul Hamid Kamal mulai mengiringi gurunya Abu Syech Mud untuk terjun ke masyarakat secara umum secara lebih luas. Kemudian beliau diangkat menjadi Imam di Mesjid Jami’ Baitul Adhim Blangpidie dengan restu dari Abu Syech Mud.