Kemudian seorang warga asal Medan, Sumatera Utara (Sumut) yakni pria berinisial AI (34) yang merupakan pasien ke-7 yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Aceh. Ia mengeluhkan sakit dengan gejala Covid-19 saat berada di Kabupaten Pidie. Kini juga telah sembuh.
Dua pasien terakhir yang sembuh adalah dua santri asal Kabupaten Aceh Tamiang berinisial AJ (20) dan MAH (19) yang merupakan pasien positif ke-10 dan 11 di Aceh.
MAH dan AJ merupakan santri di Pondok Pesantren Al-Fatah Temboro, Magetan, Jawa Timur. MAH dan AJ pulang ke Aceh Tamiang bersama para santri lainnya dari klaster Ponpes Al-Fatah Temboro, Magetan, Jawa Timur, tersebut. Kini keduanya hasil pemeriksaan swab terakhir sudah negatif Covid-19 dan sembuh sehingga diperbolehkan pulang.
Sementara itu, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Dalam pengawasan (PDP) terkait pencegahan Covid-19 di Aceh bertambah lagi.
Jumlah ODP bertambah sebanyak 9 kasus, sehingga jumlah ODP Aceh secara kumulatif sudah mencapai 1.902 orang.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani saat meng-up date informasi Percepatan Penanganan Covid-19 di Aceh, Sabtu (2/5), kondisi pukul 15.00 Wib.
“Tapi jumlah yang sudah selesai masa pemantauan lebih banyak,” tukas Jubir yang akrab disapa SAG itu.
Ia menjelaskan, dari 1.902 ODP di Aceh, hanya 242 orang yang masih dalam pemantauan, sedang lainnya yang jauh lebih banyak, 1.660 orang, sudah selesai masa pemantauannya. Masa pemantauan tersebut hanya 14 hari, sejak seseorang tiba dari daerah penularan lokal dan menunjukkan gejala demam dengan suhu di atas 38 °C, atau pernah demam, flu, atau gangguan pernafasan ringan.
Isolasi mandiri bukan membatasi seseorang berinteraksi secara bebas dengan keluarga maupun sahabat-sahabatnya. Isolasi mandiri dimaksudkan agar orang yang baru tiba dari wilayah transmisi lokal dan memiliki potensi terinfeksi virus corona, tidak menjadi mata rantai penularan kepada orang baru di desanya, jelas SAG.