INFOACEH.NET, ACEH BESAR – Dalam upaya mempertahankan ketahanan pangan dan swasembada beras, Pemkab Aceh Besar yang dipimpin Pj Bupati Muhammad Iswanto bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melakukan penanaman padi perdana di Gampong Ateuk Lamphang, Kecamatan Simpang Tiga, Selasa (5/11/2024).
Tanam padi perdana tersebut juga mencakup upaya ekstensifikasi atau memperluas areal tanam untuk meningkatkan produksi pangan lokal.
Selain melakukan tanam padi perdana, Pj Bupati Muhammad Iswanto juga menyerahkan bantuan alat pertanian kepada kelompok tani Blang Lamkeut.
Pada kesempatan itu, Pj Bupati Iswanto menegaskan komitmen Pemkab Aceh Besar mempertahankan status sebagai daerah swasembada pangan serta mendukung ketahanan pangan nasional.
“Bantuan dari pemerintah sangat berarti bagi petani. Mari kita terus semangat turun ke sawah, untuk mencapai target produksi yang lebih tinggi, dari 6,5 ton meningkat menjadi 7 hingga 8 ton per hektar,” ujarnya.
Muhammad Iswanto juga menyampaikan apresiasi atas bantuan sumur bor dari Presiden RI, Menteri Pertanian, dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, yang diharapkan mampu menunjang akses air bagi lahan pertanian di daerah itu.
Iswanto berharap bantuan sumur pompa tambahan dapat terus diberikan agar petani tidak terkendala akses air pada musim tanam berikutnya.
Kadis Pertanian Aceh Besar Jakfar SP menyatakan, perluasan areal tanam ini dilakukan dengan memanfaatkan sumber air yang ada di sawah tadah hujan. “Kami berharap masyarakat dan petani terus mendukung program ini. Dengan kerja sama semua pihak, ketahanan pangan lokal akan semakin kuat,” jelasnya.
Wakil Ketua DPRK Aceh Besar Naisabur mengapresiasi dukungan Pemkab Aceh Besar dan pemerintah pusat terhadap para petani. “Kami sangat mengapresiasi perhatian dan bantuan yang diberikan kepada petani. Semoga dukungan ini bisa meningkatkan kesejahteraan petani di Aceh Besar,” ungkap Naisabur.
Di sisi lain, Keuchik Gampong Ateuk Lamphang Nasruddin berharap, pemerintah juga memberikan solusi jangka panjang terkait pengaliran air dari Krueng Jreu yang sering kali tidak mencukupi untuk kebutuhan pertanian.