Aceh Krisis BBM, Jalan Macet Akibat Antrean Panjang di SPBU
Banda Aceh, Infoaceh.net – Sejumlah wilayah di Aceh dalam beberapa hari terakhir mengalami krisis Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya jenis solar dan Pertalite.
Kondisi ini menimbulkan antrean panjang kendaraan di depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), sehingga menyebabkan kemacetan parah di berbagai ruas jalan.
Berdasarkan pantauan di kota Banda Aceh dan Aceh Besar menunjukkan, antrean kendaraan, terutama truk, bus, hingga mobil pribadi, tampak mengular hingga ratusan meter dari area SPBU.
Hal ini terlihat di SPBU Lueng Bata, SPBU Lambhuk, SPBU Jeulingke, SPBU Lamnyong dan lainnya.
Kondisi ini terjadi sejak pagi hingga malam hari, membuat lalu lintas tersendat dan aktivitas masyarakat terganggu.
Pemerhati Kebijakan Publik, Drs Isa Alima, angkat bicara mengenai persoalan ini. Ia mendesak Pertamina segera mengambil langkah cepat dan tepat untuk menormalisasi pasokan BBM di Aceh.
“Antrean panjang di sekitar SPBU membuat badan jalan tersendat. Ini jelas merugikan masyarakat dan dunia usaha. Pertamina harus segera mencari solusi agar distribusi solar tidak terganggu,” kata Isa Alima kepada wartawan, Senin (22/9/2025).
Menurutnya, kelangkaan solar dan Pertalite tidak hanya menghambat mobilitas masyarakat, tetapi juga berdampak serius terhadap sektor transportasi dan logistik.
Truk pengangkut barang yang sulit memperoleh bahan bakar akan mengakibatkan keterlambatan distribusi barang, yang pada akhirnya memicu kenaikan harga kebutuhan pokok di pasaran.
Isa menilai, salah satu penyebab utama kelangkaan adalah tidak meratanya penyaluran solar di sejumlah SPBU.
Ketika ada SPBU yang berhenti menjual solar karena kehabisan stok, maka kendaraan langsung menumpuk di SPBU lain yang masih beroperasi. Situasi ini menyebabkan antrean panjang dan rawan menimbulkan konflik antar-sopir di lapangan.
“Pemerintah harus serius menangani masalah kelangkaan solar ini. Jika dibiarkan berlarut, dampaknya bukan hanya pada kemacetan, tetapi juga akan menghantam sektor ekonomi Aceh. Dunia usaha akan terganggu, distribusi logistik tersendat, dan harga barang kebutuhan masyarakat bisa naik,” tegasnya.
Ia berharap Pertamina bersama pemerintah daerah segera melakukan evaluasi menyeluruh terkait distribusi BBM di Aceh.
Upaya pengawasan di lapangan juga perlu diperketat untuk menghindari adanya praktik penimbunan maupun penyalahgunaan BBM bersubsidi.
“Pertamina bersama pemerintah daerah harus memastikan stok solar dan Pertalite tetap stabil di semua SPBU. Jangan sampai masyarakat dikorbankan hanya karena persoalan distribusi yang tidak teratur,” tambah Isa.
Sejumlah sopir truk yang ditemui di lokasi antrean juga mengaku resah dengan kondisi ini.
Mereka menuturkan, waktu kerja banyak terbuang hanya untuk mengantre BBM, sementara biaya operasional semakin meningkat.
“Kadang antre dari pagi, baru bisa dapat isi BBM siang hari. Kalau seperti ini terus, kami yang paling dirugikan,” keluh Syarifuddin, salah seorang sopir truk lintas barat selatan Aceh.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak Pertamina terkait penyebab utama krisis BBM di Aceh.
Namun masyarakat berharap persoalan ini dapat segera ditangani agar aktivitas ekonomi dan mobilitas warga kembali normal.