“Kita juga berharap adanya pembangunan break water pelabuhan penyeberangan Meulaboh. Karena kapal tidak bisa bersandar saat gelombang tinggi. Fasilitas sandarnya juga cepat rusak akibat benturan, serta hambatan saat bongkar muat,” sebutnya.
Menhub Budi Karya Sumadi menampung semua apa yang disampaikan Pj Gubernur Aceh. Untuk Bandara SIM jadi entry point penerbangan internasional pihaknya telah melakukan rapat sehari sebelumnya dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Satgas Covid-19 dan kementerian lembaga lainnya.
Menyangkut dengan umrah yang diberangkatkan melalui Bandara SIM ia menyambut baik.
Menhub menyarankan agar Pemerintah Aceh berkolaborasi dengan bandara-bandara lainnya di Indonesia agar penerbangan umrah yang akan menuju Jeddah/Madinah mampir di Bandara SIM untuk mengangkut jamaah umrah asal Aceh.
Dengan demikian frekuensi penerbangan dari Bandara SIM ke Arab Saudi menjadi lebih tinggi dan menciptakan multiplier effectnya lebih besar bagi Aceh.
“Salah satunya adalah dengan Bandara Kertajati, Jawa Barat yang membuka akses umrah. Nanti bagaimana berkolaborasi sehingga dari Kertajati terbang ke Banda Aceh kemudian akan mengisi jamaah asal Aceh sebelum terbang ke Mekkah dan Jeddah,” jelasnya.
Namun, untuk penambahan rute perintis Menhub meminta pemerintah Aceh untuk mendata bandara-bandara mana yang lebih diprioritaskan untuk ditetapkan sehingga nanti bisa dibantu subsidinya.
“Dengan harapan rute itu penumpangnya cukup, tidak hanya satu atau dua orang. Kalau nanti trafficnya sudah baik, nanti akan banyak lagi pelayanan dari maskapai,” ungkapnya.
Sementara untuk pengerukan alur pelayaran pelabuhan Kuala Langsa, Menhub akan menyurati pihak PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Karena itu dikelola oleh perusahaan tersebut.
“Begitu juga dengan yang lainnya, kita minta untuk studi dulu, nanti baru disampaikan kepada kami,” ujarnya.
Terkait usulan pembangunan dry port di Bener Meriah, Menhub mengharapkan agar dilakukan kajian secara menyeluruh sehingga pembangunannya dapat bermanfaat.