AI Siap Gantikan Dokter dan CS: Sam Altman Ungkap Mimpi Buruk Dunia Kerja
Infoaceh.net – Dunia kerja berada di ujung tanduk. Kepala Eksekutif OpenAI sekaligus pencipta ChatGPT, Sam Altman, secara terang-terangan memperingatkan bahwa kecerdasan buatan (AI) tidak hanya mengancam profesi tertentu, tapi siap menghapus seluruh kategori pekerjaan.
“Beberapa area pekerjaan, menurut saya, akan benar-benar hilang digantikan oleh agen AI,” ujar Altman dalam wawancara yang dikutip dari Techspot, Senin, 28 Juli 2025.
Pernyataan itu memantik kepanikan tersendiri, terlebih datang dari tokoh kunci pengembang teknologi AI generatif paling berpengaruh di dunia saat ini. Altman tak sekadar berbicara soal customer service yang selama ini dianggap rawan otomatisasi. Ia bahkan menyebut profesi dokter pun bisa kalah telak.
Menurutnya, ChatGPT dalam banyak kasus justru mampu memberikan diagnosis lebih baik dari mayoritas dokter di dunia. Meski demikian, ia mengakui manusia tetap butuh kehadiran dokter karena faktor kepercayaan dan kemanusiaan.
“ChatGPT bisa lebih tepat dalam diagnosis, tapi orang-orang tetap pergi ke dokter,” ujarnya.
Namun, ancaman AI tak berhenti di bidang kesehatan. Altman menegaskan, sektor layanan pelanggan akan jadi korban pertama revolusi kecerdasan buatan. Dalam simulasi yang ia gambarkan, agen AI dapat menggantikan semua fungsi call center: tanpa kesalahan, super cepat, dan langsung menyelesaikan semua masalah pelanggan dalam satu panggilan.
“Ia (AI) bisa melakukan semua tugas agen layanan pelanggan, tanpa perlu transfer, tanpa penundaan. Sudah,” tegasnya.
Tak cuma efisiensi, AI juga membawa risiko serius. Altman mengaku masih sulit tidur memikirkan potensi penyalahgunaan teknologi ini. Salah satu skenario yang ia takuti adalah ketika negara musuh menggunakan AI untuk melumpuhkan sistem keuangan Amerika Serikat.
Ia juga menyoroti maraknya AI kloning suara yang kini bisa digunakan untuk meretas sistem otentikasi suara di lembaga keuangan, memicu lonjakan penipuan dan pencurian identitas.
“Khususnya bagi lembaga keuangan yang masih menggunakan cetakan suara sebagai metode verifikasi,” ungkap Altman.
Nada serupa juga dilontarkan Dario Amodei, pendiri dan CEO perusahaan AI pesaing OpenAI, yakni Anthropic. Ia secara blak-blakan memprediksi setengah dari pekerjaan white collar tingkat pemula akan lenyap dalam waktu lima tahun mendatang.
“Pemangkasan biaya dan memuaskan pemegang saham lebih penting ketimbang mempertahankan ratusan ribu pekerja atau menciptakan lapangan kerja baru,” kata Dario.
Peringatan keras dua tokoh utama dunia AI ini menyulut kembali perdebatan etika dan arah masa depan industri global. Saat mesin menjadi lebih cerdas dan lebih cepat dari manusia, dunia kerja tidak hanya butuh adaptasi—tapi revolusi kebijakan.