“Ketiga titik ini dulu tahun 1974 sudah pernah dilakukan drilling oleh perusahaan Mobil Oil, titik ini yang kita coba kerjakan kembali karena berdasarkan hasil seismik terdeteksi cadangan Migas,” tuturnya.
Pekerjaan drilling, kata Ariaman, dimulai pada pekan terakhir Desember 2022, dan diperkirakan akan selesai Juli 2023. Pekerjaan diawali dengan penyiapan lahan, penyiapan akses jalan yang bisa masuk peralatan berat, serta mobilisasi peralatan.
“Peralatan berat dibawa dari Cilegon diangkut lewat laut ke Pelabuhan Krueng Geukueh dan dilanjutkan melalui jalan darat,” jelasnya.
Pekerjaan drilling dibutuhkan waktu sekitar 42 hari pada setiap sumur. Sedangkan spesifikasi pengeboran sama di setiap sumur, yakni dengan kedalaman sekitar 7000 ft. Sementara tenaga kerja yang terlibat langsung berjumlah 48 orang tenaga skill, ditambah 42 orang nonskill.
Untuk menangani pekerjaan tersebut manajemen PT PGE telah mengontrakkan kepada PT Bina Mitra Artha (BMA) yang dinilai sangat kompeten dan berpengalaman dengan pekerjaan drilling Migas.
“Tentu nanti akan ada juga perusahaan-perusahaan lokal yang ikut terlibat. Mohon arahannya Pak Pj Bupati agar kegiatan ini berjalan baik, kita butuh dukungan,” pinta Ariaman. (IA)