Jika pun seluruh deviden dibayarkan setiap tahunnya, maka baru terhimpun dana lebih kurang Rp 250 miliar, dan itu juga masih belum mampu mencapai modal minimum Rp 3 triliun. “Solusinya, Bank Aceh Syariah perlu berbenah untuk go public atau masuk bursa saham nasional agar ini terpenuhi,” katanya.
Di mata Aminullah, penerapan go public oleh BAS sangat mungkin dilakukan. “Pertimbangannya, ROE (return on equity) Bank Aceh Syariah sangat menjanjikan yaitu lebih dari 24 persen per tahun. Bank dalam keadaan sehat dan didukung oleh pemda untuk pendanaan ekspansi”
Kemudian asetnya kini Rp 25 triliun dan memiliki modal Rp 1,1 triliun. “Dan hasil audit akuntan publik terhadap laporan keuangan juga sangat baik dengan meraih opini wajar tanpa pengecualian (WTP),” katanya.
“Lalu sebagaimana kita maklumi bersama bank ini sekarang telah beroperasi total secara syariah, dan tentu bank syariah telah teruji di masa krisis karena memiliki daya tahan yang lebih baik,” pungkasnya. (IA)