BANDA ACEH – Bank Aceh Syariah berkomitmen untuk meningkatkan dukungan terhadap pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di provinsi ini.
Hingga Juli 2022, jumlah UMKM yang berada dalam binaan Bank Aceh Syariah mencapai 6.806 usaha.
“Kami tidak sekedar menyalurkan bantuan modal terhadap pengusaha UMKM. Bank Aceh Syariah juga membina dan melatih mereka untuk berkembang dan bersaing secara global,” kata Direktur Utama Bank Aceh Syariah Haizir Sulaiman melalui Kepala Bidang Humas Ziad Farhad, dalam keterangannya, Kamis (15/9).
Ziad mengatakan hingga periode Juli tahun ini, jumlah UMKM yang menjadi binaan Bank Aceh Syariah mencapai 6.806 usaha. Jumlah ini meningkat sekitar 27,93 persen dari jumlah usaha yang dibina tahun lalu yang mencapai 5.442 usaha.
Jika dirincikan, kata Ziad, jumlah usaha mikro yang dibina pada tahun ini meningkat menjadi 4.706 usaha. Angka itu meningkat sekitar 55,16 persen dari tahun lalu.
Sementara untuk usaha kecil, jumlah pengusaha yang dibina mencapai 1.586 lebih, atau naik hampir 35 persen dari tahun lalu. Adapun usaha menengah yang dibina mencapai 515 pengusaha atau naik sebesar 6,36 persen.
Bank Aceh Syariah, kata Ziad, memahami urgensi meningkatkan kemampuan UMKM sebagai penyokong perekonomian di tingkat nasional dan daerah. Di Aceh, UMKM bahkan menjadi tulang punggung perekonomian.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,19 juta.
Keberadaan mereka berkontribusi terhadap 61,97 persen PDB. Jika dirupiahkan, nilai kontribusi UMKM pada sektor ekonomi mencapai Rp 8.573,89 triliun.
UMKM juga menyerap lebih dari 95 persen tenaga kerja dan menghimpun 60 persen lebih total investasi.
Di tengah pandemi covid, kata Ziad, UMKM membuktikan model usaha ini memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan daya beli masyarakat.
“Karena itu Bank Aceh Syariah berkomitmen menjadikan UMKM lebih mandiri dan berkembang. Bank Aceh Syariah berkepentingan untuk menjadikan UMKM di Aceh naik kelas,” pungkas Ziad. (IA)