Lhokseumawe, Infoaceh.net – Bea Cukai Lhokseumawe terus memperkuat komitmennya dalam mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar mampu menembus pasar internasional.
Hal ini diwujudkan melalui kegiatan Sosialisasi Pengetahuan Ekspor yang digelar secara daring pada Kamis (21/8/2025), dengan tema “Membuka Peluang Pasar Internasional dengan Data Ekspor yang Berkualitas dan Pemahaman Incoterms yang Tepat.”
Kegiatan ini menghadirkan narasumber utama Asral Efendi, Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai Kanwil DJBC Aceh, dengan sambutan pembuka oleh Agus Siswadi, Kepala Bea Cukai Lhokseumawe. Peserta yang hadir merupakan UMKM binaan dari berbagai satker Bea Cukai di wilayah Aceh.
Dalam paparannya, Asral Efendi menekankan bahwa data ekspor yang berkualitas sangat penting karena berdampak pada perhitungan devisa, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan kredibilitas data ekonomi nasional.
“Asal barang, nilai transaksi, hingga kelengkapan dokumen ekspor bukan sekadar formalitas, tetapi menyangkut kualitas data ekonomi daerah. Kesalahan kecil bisa menimbulkan distorsi pada data perdagangan,” jelas Asral.
Ia juga mengingatkan pentingnya pemahaman terhadap ketentuan larangan dan pembatasan (lartas) agar proses pengiriman barang berjalan lancar.
Selain itu, Asral menyoroti pentingnya penguasaan Incoterms 2020. Istilah internasional ini mengatur pembagian tanggung jawab, biaya, dan risiko antara eksportir dan pembeli.
“Banyak UMKM yang masih kurang memahami Incoterms. Padahal, hal ini sangat penting agar eksportir tidak dirugikan dalam negosiasi dengan buyer luar negeri. Dengan pemahaman yang tepat, UMKM bisa lebih percaya diri dan profesional,” ujarnya.
Kepala Bea Cukai Lhokseumawe, Agus Siswadi, menegaskan Bea Cukai siap menjadi mitra strategis UMKM. Ia menyebutkan bahwa Pelabuhan Krueng Geukuh dapat menjadi pintu penting ekspor Aceh.
Menurut Agus, potensi ekspor akan semakin besar apabila rute pelayaran internasional Lhokseumawe–Penang bisa terealisasi.
Jalur ini diyakini mampu menekan biaya logistik barang dari Aceh, sehingga produk UMKM menjadi lebih kompetitif di pasar regional.