Sementara Dekan FP USK Prof Dr Ir Samadi MSc menyambut baik MoU tersebut. Ia mengaku sepandangan dengan Rektor USK.
Menurutnya, FP USK harus mampu menjembatani petani kopi di Tanah Gayo untuk berdaya saing global.
Selama ini, literasi kopi yang terbilang sudah lumayan, belum cukup untuk menjawab standar kopi dunia.
“Karenanya, melalui kerja sama ini, kedua belah pihak berikhtiar untuk memberdayakan petani kopi di Tanah Gayo yang kapabel secara pengetahuan, dan sejahtera secara ekonomi. Peluang tersebut sangat besar, mengingat kopi Gayo adalah komoditas kopi jempolan yang diperhitungkan dunia,” jelas Prof Samadi.
Selain itu, yang tak kalah pentingnya, kerja sama ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Selain merupakan program program dari Kemendikbud, MBKM juga salah satu penting bagi Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, khususnya USK yang baru saja membahas persoalan tersebut pada Rapim IKU USK, Jum’at, 10 Juni 2022. (IA)