BANDA ACEH — Seleksi calon Direktur Utama Bank Aceh Syariah (BAS) kini kembali menuai polemik.
Saat ini beredar tiga nama calon Direktur Utama (BAS) yang mendapat rekomendasi dari Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI). Ketiga nama tersebut kabarnya justru tak pernah mengikuti sekolah tinggi perbankan di LPPI.
Kendatipun, mengenai rekomendasi dari LPPI tentang seleksi untuk calon dirut BAS, sampai saat ini belum ada hasil tertulisnya.
Namun, saat ini telah mencuat tiga nama Muhammad Syah dari internal Bank Aceh Syariah
Muhammad Syah saat ini dipercayakan menjabat sebagai Kepala Cabang BAS Kualasimpang, Aceh Tamiang.
Kemudian dua calon dari eksternal Nanang Hendriana (Bank DKI) dan Asep Sarifuddin.
Belakangan nama Asep dikabarkan gagal masuk ke dua besar untuk dikirim ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Karena OJK hanya menerima dua nama.
“Tentunya sangat ironis, 3 orang yang lulus kabarnya yakni Nanang, Asep dan Muhammad yang direkom oleh LPPI tidak ada yang pernah sekolah tinggi perbankan di LPPI, sementara yang tidak direkom dari internal Bank Aceh Syariah, semuanya tamatan dari sekolah tinggi perbankan di LPPI. Tentunya hal ini kan menjadi pertanyaan publik, apa sekolah di LPPI yang salah atau orang orang lulusannya yang salah. Sehingga, patut diduga adanya indikasi permainan tertentu terkait rekomendasi LPPI dalam penentuan calon Dirut BAS tersebut,” kata Koordinator Solidaritas Pemuda Nanggroe Aceh (SPNA) Risky Kamis malam, 8 Desember 2022.
Pihaknya mengatakan, potensi adanya intervensi dari pihak Komisaris BAS atau Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN) sendiri juga patut dicurigai karena sedari awal pihak komisaris sudah memang terlihat ingin pihak luar BAS yang menjadi direktur BAS.
“Tentunya menjadi pertanyaan, apa yang menjadi indeks tolak yang digunakan LPPI dalam mengeluarkan rekomendasi untuk seorang calon Dirut BAS, hal ini harus dijelaskan secara terang benderang kepada publik, jika tidak publik akan menilai adanya potensi kongkalikong dalam hal rekomendasi LPPI tersebut,” ujarnya.