JAKARTA – Gubernur Aceh Nova Iriansyah melakukan pertemuan dengan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, di Gedung Kementerian Investasi/BPKM Jakarta Selatan, Kamis (26/8).
Pertemuan itu dilakukan Gubernur Nova guna berkonsultasi dengan Menteri Bahlil mengenai kelanjutan kerja sama investasi oleh Uni Emirat Arab (UEA) di Aceh.
Selain itu juga untuk menanyakan langkah-langkah yang dilakukan oleh Menteri Investasi untuk Pemerintah Aceh terkait investasi Uni Emirat Arab di Pulau Banyak, Aceh Singkil.
Pertemuan Gubernur Nova dengan Menteri Bahlil itu disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto dalam keterangan pers Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Kamis (26/8).
Dalam penjelasan itu disebutkan, Menteri Bahlil menjelaskan kepada Gubernur Nova bahwa kawasan Pulau Banyak, Aceh Singkil akan dijadikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yang akan memudahkan para investor secara legalitas dan mempermudah melakukan investasi di sana dengan adanya Tax Holiday.
“Di kesempatan yang sama, saya juga membahas perkembangan KEK Arun Lhokseumawe dan mengajak Menteri Investasi Bahlil berkunjung ke Aceh dalam waktu dekat,” ujar Gubernur Nova.
Kunjungan itu dinilai penting guna melihat langsung kondisi yang ada di KEK Arun, karena selama ini banyak permasalahan yang mungkin dapat dipecahkan oleh Menteri Investasi.
“Kemudian terkait Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, Aceh Besar, kita juga mengajak Menteri Investasi Bahlil melakukan kunjungan langsung untuk melihat langkah-langkah apa yang akan ditempuh untuk mendatangkan investor ke KIA Ladong, Aceh Besar.”
Dalam pertemuan ini, Gubernur Aceh banyak membahas tentang investasi dengan Menteri Investasi dengan harapan masuknya investor ke Aceh.
Namun fokus utama pertemuan kali ini adalah terkait kelanjutan investasi Uni Emirat Arab di Aceh yang ditaksir mencapai Rp 10 Triliun lebih.
Selain itu, sebagai bentuk keseriusan dalam hal Investasi, Pemerintah Aceh juga disebut merencanakan berkunjung langsung ke UEA bersama dengan Menteri Investasi dan Presiden guna menyelesaikan agenda investasi ini.
Gubernur Nova pada kesempatan itu juga menyampaikan solusi legalitas yang bisa diberikan terhadap tambang emas ilegal yang ada di Aceh, dimana gubernur berharap untuk dapat dilegalkan.
“Kita harapkan agar bisa dicarikan formulanya oleh BKPM agar bisa mengakomodir tambang-tambang ilegal menjadi legal di Aceh,” katanya.
Pada pertemuan itu, Gubernur Nova didampingi Bupati Aceh Besar Mawardi Ali, Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA) Zubir Sahim, dan ketua HIPMI Aceh Rizky Syahputra.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Aceh Besar Mawardi Ali menyatakan keinginannya kepada Menteri Bahlil agar di Aceh Besar terdapat resmilling demi perkembangan industri agrobisnis di Aceh.
“Karena selama ini Aceh Besar surplus produksi gabah, dan selama ini masih mengandalkan resmilling yang ada di Medan, harapannya kita bisa bangun resmilling di Aceh dan dapat dicarikan investor yang cocok untuk dibangun salah satunya di Aceh Besar,” harap Mawardi Ali.
Sedangkan Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA) Zubir Sahim, menyampaikan harapannya, KEK Arun yang selama ini di bawah PEMA juga dapat melakukan hilirisasi agar hasilnya tidak hanya ekspor, tapi juga dapat menjadi gas methanol.
Ketua HIPMI Aceh Rizky Syahputra dalam kesempatan itu berharap segala bentuk investasi di Aceh dapat segera terealisasi, karena itu dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Aceh, serta pengusaha-pengusaha muda yang ada di Aceh dapat dilibatkan dalam pembangunan dari investasi itu.
“Kami dari HIPMI Aceh berharap anak-anak muda Aceh memiliki jiwa entrepreneurship sebagai dampak positif dari masuknya investasi ini,” ujar Rizky. (IA)