KOTA JANTHO — Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto melakukan pertemuan dengan petani tembakau di Gampong Lamkleng Kecamatan Kuta Cot Glie, Rabu (28/9/2022).
Dalam pertemuan di lahan pekebunan tembakau itu, Iswanto menyebutkan Pemkab Aceh Besar akan memprioritaskan peningkatan hasil pertanian demi kemakmuran para petani. Selain itu dalam kaitan meningkatkan ketahanan pangan, dan meminimalisir dampak kenaikan inflasi.
“Niat saya, apapun yang bisa kita lakukan, baik itu di tingkat provinsi hingga pusat, para petani akan selalu saya utamakan,” kata Iswanto.
Iswanto kemudian meminta Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar untuk mencatat aspirasi para petani tembakau. Pemerintah nantinya akan mengklasifikasi skala prioritas dari semua permintaan tersebut.
“Tolong rekap yang dibutuhkan, nanti kita akan prioritaskan apa yang paling dibutuhkan petani,” kata Iswanto.
Iswanto berharap dengan dukungan semua pihak, utamanya dewan di DPR Kabupaten Aceh Besar, cita-cita memakmurkan petani di Aceh Besar dapat terwujud.
“Kita juga berharap masyarakat bisa mendukung setiap program pembangunan di Aceh Besar,” kata Iswanto.
Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Aceh Besar Amiruddin mengatakan, luas area produksi tembakau di Aceh Besar mencapai 97 hektare. Sekitar 300 petani yang tercatat sebagai pengelola lahan tersebut.
“Sentral produksi di Aceh Besar tersebar di Kuta Cot Glie, Montasik, Indrapuri, Masjid Raya dan Seulimuem,” kata dia.
Amiruddin mengatakan, jika produksi rendah, harga tembakau di tingkat petani mencapai Rp 1 juta per satu kilogram. Sementara jika produksi tinggi, harganya bisa turun ke Rp 2,5 juta per 10 kilogram.
APTI, kata Amiruddin menjadi tempat konsultasi bagi para petani tembakau, mulai dari produksi hingga legalitas. Saat ini di Aceh Besar juga sudah tersedia homei ndustri pabrik rokok.
“Dengan dukungan semua pihak ke depan, kita sudah bisa memasarkan rokok ke pasaran. Tentu saja dengan adanya sentra pembuatan rokok,” ujar Amiruddin.
Ditambahkan, pihaknya bisa membeli hasil produksi petani dengan harga bersaing meskipun hasil panen melimpah.