Selain itu, Faisal turut menyampaikan beberapa hal yang menjadi concern dalam pengelolaan hulu migas Aceh terhadap Pemerintah Aceh yakni di antaranya akselerasi perizinan dan rekomendasi Pemerintah Aceh terkait operasi dan investasi hulu migas Aceh, penguatan dukungan kelembagaan kepada BPMA, serta pemberian fiskal dan privileges lainnya dari Pemerintah Aceh kepada Badan Usaha yang telah mendapat rekomendasi BPMA.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menyebutkan pihaknya memiliki tugas untuk mendorong industri nasional jadi sesuai dengan amanah presiden dalam pelaksanaan kegiatan usaha Pertamina Grup, yakni mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi sembari menerapkan komitmen Net Zero Emission 2060.
“Pada kilas baliknya, kiprah Pertamina di Aceh sudah berlangsung cukup lama, dimulai dari beroperasinya kilang Arun pada 16 Maret 1974 serta menjadi tempat belajarnya perusahaan-perusahaan perminyakan besar dunia (i.e. Exxon dan Mobil Oil).
Saat ini kilang Arun telah direvitalisasi sebagai terminal LNG (untuk pasokan domestik maupun ekspor) serta regasifikasi. Saat ini, kondensat Arun yang dilifting dari wilayah Aceh diolah dikilang TPPI Tuban dengan volume 1,014,000 bbls per Mei 2022” tutur Nicke.
Dalam hal kemandirian energi, Pertamina juga terus meningkatkan investasi terkait produksi hulu migas dalam memenuhi kebutuhan kilang dalam negeri. Hal ini juga untuk mendukung proyek – proyek peningkatan kapasitas produksi kilang – kilang Pertamina (i.e. RDMP Balongan) yang sedang dilakukan saat ini yang tentunya membutuhkan tambahan suplai.
Potensi produksi dari pengembangan lapangan migas di Aceh turut mendukung suplai domestik ini yang akan berdampak positif pada penurunan angka impor serta perbaikan neraca perdagangan Indonesia.
“Disamping komitmen Net Zero Emission 2060, Pertamina juga berkomitmen atas upaya peningkatan produksi dari lapangan – lapangan existing, salah satunya dengan program CCUS (Carbon Capture, Utilization and Storage) dimana lapangan Arun yang sudah mature memiliki prospek yang cukup besar. Injeksi CO2 ke reservoir di lapangan Arun diproyeksikan juga berdampak positif pada peningkatan produksi migas di Aceh,” papar Nicke. (IA)