Banda Aceh – PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI berkomitmen terus mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat di Provinsi Aceh. Salah satunya dengan melakukan literasi dan edukasi ekonomi syariah lebih masif lagi di Bumi Serambi Mekah tersebut melalui berbagai program salah satunya BSI Mengajar.
Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta mengatakan, upaya semakin memperkuat literasi dan edukasi ekonomi syariah di Bumi Serambi Mekkah tak terlepas dari semangat BSI untuk berperan aktif mendorong pengembangan ekonomi syariah dan sesuai arahan regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).
Ke depan Provinsi Aceh akan menjadi contoh sukses penguatan ekonomi syariah di Indonesia.
“Berbagai program edukasi dan literasi akan kami masifkan di Aceh, salah satunya BSI Mengajar. Dengan program ini, kami akan terus secara konsisten meningkatkan literasi dan edukasi melalui proses mengajar, diskusi maupun seminar. Dengan demikian ke depan akan membuktikan khususnya Provinsi Aceh mampu terus maju dengan perekonomian syariah.
Serta pada umumnya di seluruh Indonesia ekonomi syariah ini akan menjadi salah satu faktor utama penyangga perekonomian nasional,” kata Bob Tyasika Ananta usai bersilaturahmi dengan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh Achris Sarwani dan Kepala OJK Provinsi Aceh Yusri di Banda Aceh, Rabu (28/9/2022).
Hingga semester pertama tahun ini BSI Region 1 Aceh menunjukkan kinerja cemerlang. Penyaluran pembiayaan tumbuh 5,76% secara year to date (y-t-d).
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 3,45% ytd. BSI pun mampu menunjukkan performa apiknya dalam menyalurkan stimulus ekonomi pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yakni mencapai Rp1,3 triliun untuk 20.869 nasabah.
Pencapaian itu setara 57,4% dari target penyaluran KUR BSI Region 1 Aceh yang mencapai Rp 2,4 triliun tahun ini.
Menurut Bob, salah satu alasan perseroan membuat program BSI Mengajar karena keuangan syariah saat ini menjadi salah satu pilihan bagi sebagian masyarakat Indonesia.
Seperti diketahui, Aceh saat ini satu-satunya provinsi yang menerapkan peraturan daerah syariah termasuk dalam ekonominya. Ekonomi syariah pun terbukti tangguh menghadapi krisis seperti karena pandemi covid dan ancaman resesi global.
Sampai dengan kuartal II/2022 pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah mencapai 14,09% year on year (y-o-y). Adapun pertumbuhan quarter to quarter (q-t-q) mencapai 6,43%.
Sementara itu, perbankan konvensional pertumbuhannya pada kuartal II/2022 sekitar 10,37% secara y-o-y. Adapun pertumbuhan quarter to quarter (q-t-q) mencapai 5,19%. Sedangkan industri perbankan nasional tumbuh 5,28% secara q-t-q.
Tak hanya itu, dari segi aset pertumbuhan bank syariah pun lebih besar dari total industri perbankan ataupun perbankan konvensional.
Dimana aset industri perbankan syariah tumbuh 14,21% y-o-y, sementara aset total industri perbankan nasional hanya tumbuh 9,52% dan industri perbankan konvensional sebesar 9,19%.
Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, yaitu mencapai 231,06 juta. Namun tingkat literasi dan inklusif terhadap keuangan syariah masih di bawah 10%.
“Program BSI Mengajar akan dilakukan di beberapa perguruan tinggi di sejumlah daerah di Indonesia, khususnya di 11 Region, termasuk akan dilakukan secara masif di Provinsi Aceh. Program ini menyasar masyarakat umum, civitas akademika, alim ulama, pesantren, dan masjid hingga ke pelosok,” tambah Bob Tyasika Ananta didampingi CEO BSI Regional 1 Aceh Wisnu Sunandar.
Dalam implementasinya, BSI akan melibatkan BSI University untuk menjajaki kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Aceh, selain seluruh jajaran direksi, guna memperkuat literasi dan edukasi ekonomi syariah, termasuk untuk program BSI Mengajar.
Awal kehadiran program BSI Mengajar pun seiring diselenggarakannya Bulan Inklusi Keuangan 2022 atas inisiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dilaksanakan setiap tahun pada Oktober. Tujuan program BSI Mengajar, lanjut Bob, untuk memberikan awareness terkait perbankan syariah dan Islamic Ecosystem.
Tidak hanya itu, perseroan juga ingin membangun dan memperkuat sentimen positif terhadap kehadiran BSI di berbagai daerah di seluruh Indonesia, terlebih di Aceh yang sudah menerapkan sistem ekonomi syariah.
“Tujuan besarnya adalah meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat, siswa pesantren, civitas akademika, serta masyarakat luas terhadap keuangan syariah, khususnya BSI sebagai bank terbesar di Aceh dan di Indonesia pada umumnya dan bahaya pinjaman online,” papar Bob.
Di sisi lain, Bob pun menekankan bahwa melalui program BSI Mengajar akan memperkuat akses keuangan yang merupakan hak dasar bagi seluruh masyarakat dan memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian.
Pada Bulan Inklusi Keuangan ini akan dilaksanakan berbagai program seperti kampanye dan sosialisasi terkait inklusi keuangan serta berbagai penjualan produk/jasa keuangan berinsentif seperti diskon, bonus, reward, cashback dan promo khusus pada Oktober 2022. (IA)