“Kondisi ini juga tentunya menjadi jembatan bagi industri perbankan syariah, khususnya BSI sebagai bank syariah nasional terbesar di Aceh, yang saat ini memiliki 163 outlet yang tersebar di berbagai daerah di Aceh, untuk dapat memaksimalkan perannya dalam memberikan pembiayaan terhadap beberapa sektor ekonomi potensial industri halal di Aceh seperti perdagangan eceran/besar makanan dan minuman, perdagangan eceran teksti/produk tekstil, perdagangan jasil pertanian, perkebunan, bahan pangan, peternakan, dan masih banyak lainnya,” ucapnya.
Karenanya, BSI membutuhkan masukan serta gagasan-gagasan dari seluruh stakeholder di Aceh untuk bisa bersama-sama dan berkolaborasi membangun iklim investasi yang berkelanjutan. Ini untuk mempercepat pemulihan, pengembangan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di provinsi yang ada ujung barat Indonesia tersebut.
“Kami berkomitmen dalam membangun perekonomian di Aceh, hanya BSI bank yang memiliki kantor perwakilan di Aceh dan mengambil konsep green building. Di Aceh juga UMKM Center BSI pertama dibangun, tempat para pengusaha dan calon pembeli melakukan jual-beli, kami juga membantu pemasaran. Kita sudah memberi banyak pembiayaan untuk Aceh agar masyarakat tidak perlu lagi mencari pembiayaan di luar Aceh,” tutur Hery yang didampingi Komisaris Utama BSI Adiwarman Azwar Karim. (IA)