BANDA ACEH — PT Bank Syariah Indonesia (BSI) yang saat ini merupakan bank devisa, siap memberikan pembiayaan dalam bentuk LC (Letter of Credit) untuk para pengusaha Aceh pelaku ekspor impor.
Penegasan itu disampaikan oleh CEO BSI Regional I Aceh Wisnu Sunandar, pada acara media gathering dalam rangka 1 Tahun BSI di Kantor UMKM Center BSI Aceh, Kamis (17/2).
“Karena BSI bank devisa, kami bisa jual valas-nya (valuta asing), bahkan kami bisa melakukan transfer ke luar negeri dalam bentuk multi currency, misalnya tranfer mata uang Dollar dikonversi menjadi mata uang negara yang dituju, jadi langsung berganti mata uang,” terang Wisnu Sunandar didampingi Area Manager BSI Banda Aceh Syahrial Al Rasyid.
Tak hanya itu, BSI saat ini juga telah memiliki pelayanan kartu pembiayaan yakni Hasanah Card yang bisa digunakan di seluruh dunia untuk marchant yang berlogo Master Card.
“Kerennya lagi kartu ini kalau digunakan di tempat maksiat itu secara otomatis langsung auto reject (ditolak dan tidak bisa bertransaksi), seperti di Bar atau tempat-tempat lainnya yang tidak syariah,” terangnya.
Dalam hal mendukung pembangunan ekonomi di Aceh, Wisnu Sunandar mengatakan BSI Aceh pada akhir tahun 2021 lalu juga telah meluncurkan UMKM Center di Jalan Sudirman Geuceu, Banda Aceh, sebagai komitmen BSI untuk mengembangkan sektor UMKM di Aceh.
Pada tahun 2021 BSI Regional I Aceh diberikan target untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 1,4 triliun. Dari target itu, BSI Aceh berhasil menyalurkan Rp 1,61 triliun, dimana melebihi target yang ditentukan BSI Pusat.
Untuk tahun 2022 ini, BSI Regional Aceh mendapat kuota KUR sebesar Rp 2,4 triliun.
“Dengan penyaluran KUR untuk sektor UMKM ini, kami ingin bersinergi dan menjadi dominan sebagai kontributor untuk pembangunan ekonomi Aceh. Kami ingin berkontribusi untuk mengakselerasi pembangunan Aceh,” tegas CEO BSI Regional I Aceh Wisnu Sunandar. (IA)