BANDA ACEH – Hari Jum’at, 6 Agustus 2021, PT Bank Aceh Syariah genap berusia 48 tahun. Bank yang 100 persen sahamnya milik Pemerintah Aceh dan 23 kabupaten/kota itu didirikan pada 6 Agustus 1973.
Pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-48 ini Bank Aceh Syariah mengusung tema ‘Solutif dan Inovatif.’ Solutif merupakan cerminan keberadaan Bank Aceh memberi solusi bagi kebutuhan masyarakat dan dunia usaha. Sedangkan ‘Inovatif’ merupakan cerminan percepatan dan penguatan daya saing menuju kinerja yang optimal.
Upacara peringatan HUT ke-48 dilaksanakan di rooftop Bank Aceh Syariah, Jum’at pagi (6/8). Peringatan HUT Bank Aceh Syariah berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan. Peserta upacara sangat terbatas.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah selaku Plt Komisaris Utama Bank Aceh Syariah.
Turut hadir Gubernur Aceh Nova Iriansyah, selaku Pemegang Saham Pengendali Bank Aceh Syariah.
Kegiatan ini turut dihadiri
Direktur Utama Bank Aceh Syariah Haizir Sulaiman, Direktur Dana dan Jasa Amal Hasan, Direktur Kepatuhan Yusmal Diansyah.
Komisaris Independen Bank Aceh Syariah Mirza Thabrani, Muslim A Djalil dan Abdul Samad. Sementara itu turut hadir Dewan Pengawas Syariah Bank Aceh Syariah Prof Syahrizal Abbas, Prof Al Yasa’ Abu Bakar dan Dr M. Yasir Yusuf dan Karo Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto.
Taqwallah mengingatkan seluruh jajaran PT BAS untuk menindaklanjuti hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rapat Kerja serta kunjungan lapangan Dewan Komisaris pada 103 kantor cabang pembantu dan kantor kas. Hal yang menjadi sorotan utama adalah peningkatan pembiayaan produktif harus di atas 20 persen.
“Kita semua perlu segera menindaklanjuti hasil RUPS, Rapat Kerja serta kunjungan lapangan Dewan Komisaris pada 103 kantor cabang pembantu dan kantor kas, yang merupakan harapan dari seluruh pemangku kepentingan, antara lain, pembiayaan produktif harus di atas 20 persen,” ujar Taqwallah.
Taqwallah menambahkan, selain target pembiayaan produktif, RUPS dan Rapat Kerja Bank Aceh Syariah juga mengamanatkan agar penagihan pembiayaan macet harus di atas 10 persen, jenjang karier SDI terjamin, standarisasi tampilan tempat pelayanan langsung kepada nasabah, membangun tim kerja yang solid, bukan hanya secara formalitas dan seremonial, namun diterapkan dalam operasional kerja.
Selain itu, Sekda juga berpesan agar Gerakan Bersih, Rapi, Elok dan Hijau (BEREH) agar terus dipertahankan dan ditingkatkan pada masa mendatang, serta sejumlah pembenahan lainnya.
Sejarah Singkat BAS
Dalam amanatnya, Taqwallah juga menceritakan sejarah singkat Bank Aceh Syariah. Sebagaimana diketahui, bank tertua di Serambi Mekkah ini didirikan pada tanggal 19 November 1958 di Kutaraja dengan nama NV Bank Kesejahteraan Bank Atjeh. Sepuluh tahun kemudian atau tepatnya pada tanggal 7 April 1973, Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: 54/1973 tentang Penetapan Pelaksanaan Pengalihan “NV Bank Kesejahteraan Atjeh” menjadi “Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh”.
Peralihan status, baik dalam bentuk hukum, hak dan kewajiban secara resmi terlaksana pada tanggal 6 Agustus 1973, yang dianggap sebagai hari lahirnya Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh. Selanjutnya bank ini mengalami empat kali perubahan nama dan badan hukum hingga akhirnya pada 19 September 2016 menjadi PT Bank Aceh Syariah.
“Alhamdulillah, pada hari ini Bank Aceh Syariah telah memasuki usianya yang ke-48. Untuk itu, kita patut bersyukur karena bank yang kita cintai ini masih terus tumbuh dan berkembang, serta berkontribusi nyata bagi nasabah, masyarakat dan daerah Aceh tercinta ini,” kata Taqwallah.
Capaian Positif Bank Aceh Syariah
Dalam amanatnya, Sekda mengajak seluruh jajaran Bank Aceh Syariah untuk terus meningkatkan kinerja dan bersyukur atas capaian positif selama ini.
“Kita patut bersyukur, selama Bank Aceh menjadi Bank Aceh Syariah, telah mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, capaian kinerja Bank Aceh Syariah hingga 30 Juni 2021, cukup menggembirakan. Hal ini terlihat dari total aset Bank Aceh Syariah bertambah dari Rp 24,2 triliun menjadi Rp 27,3 triliun atau meningkat sebesar 13,05 persen,” kata Taqwallah.
Tak hanya peningkatan total aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga bertambah dari Rp 20 triliun menjadi Rp 23,4 triliun (meningkat 14,06 persen). Pembiayaan juga meningkat dari Rp 14,5 triliun menjadi Rp 15,7 triliun (meningkat 8,54 persen) Non Performing Financing (NPF) mengalami konsolidasi sebesar 1,73 persen, atau sedikit berada di atas NPF periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, sambung Taqwallah, Beban Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) mengalami penurunan dari 82,67 persen menjadi 80,68 persen (turun sebesar 1,99 persen) Rasio Pembiayaan (FDR) menurun dari 70,66 persen menjadi 67,24 persen. Laba aktual juga bertambah dari Rp 188,6 miliar menjadi Rp 220,3 miliar.
Di samping kesuksesan dari sisi angka-angka kinerja, dalam rangka meningkatkan layanan dan transaksi, sepanjang 2020-2021 Bank Aceh Syariah setidaknya telah meluncurkan 4 layanan transaksi, yaitu Kartu debet, Cash Recycling Machine (CRM) Quick Response Code Indonesian Standar (QRIS) dan tambahan fitur Action Mobile Banking.
Apresiasi Penerima Jubilium
Dalam kesempatan tersebut Plt Komut Bank Aceh Syariah juga mengapresiasi 19 orang penerima lencana Jubilium, yang telah mendedikasikan kerjanya selama 25 tahun. “Tentunya, kontribusi yang Saudara berikan akan menjadi motivasi bagi seluruh karyawan dan karyawati Bank Aceh Syariah.”
Di sisi lain, Taqwallah juga mengingatkan, selama satu tahun terakhir, Bank Aceh Syariah mengalami kehilangan 29 Orang Sumber Daya Insani yang telah memberikan kontribusi dan dedikasi untuk kemajuan Bank Aceh Syariah. Tujuh orang diantaranya meninggal dunia, dan 22 orang telah memasuki masa purna tugas.
“Kami menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan, dan juga ucapan terima kasih atas dedikasi dan loyalitas yang ditunjukkan selama ini. Kepada karyawan yang telah memasuki masa purna tugas, kami mengucapkan terima kasih atas pengabdian dan dedikasi yang telah diberikan. Semoga rasa persaudaraan dan komitmen kita untuk membesarkan Bank Aceh Syariah akan terus ada,” ujar Sekda.
Sebagai bentuk rasa syukur, dalam rangka memperingati usianya yang Ke-48 ini, Bank Aceh Syariah juga akan melaksanakan kegiatan sosial. Salah satunya dengan memberikan dukungan moril kepada tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan dalam penanganan covid-19, yang bertugas di Ruang PINERE RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dan RSUD kabupaten/kota. Bantuan tersebut berupa mengantarkan makan siang dan makan malam selama 12 hari ke depan.
Kemudian, bantuan kebutuhan sehari-hari dan sembako bagi Yayasan Blood For Life Foundation, Yayasan Darah Untuk Aceh dan bantuan 1 unit sepeda motor kepada pengurus Masjid Al-A’la Cot Mesjid Banda Aceh.
Taqwallah mengajak seluruh organ yang ada di Bank Aceh Syariah untuk terus memupuk kekompakan dan kesolidan dalam sebuah budaya kerja yang seirama, sehingga seluruh gerak organ fokus menuju pada arah yang sama, yaitu menjadikan pengelola bank yang amanah sesuai harapan pemegang saham dan impian seluruh masyarakat Aceh.
“Dirgahayu ke-48. Semoga Bank Aceh Syariah semakin berkiprah maju dan terus berkembang menjadi lembaga keuangan yang mampu menguatkan fondasi perekonomian daerah dan mendorong berkembangnya usaha ekonomi berbasis kerakyatan,” pungkasnya. [*]