Sebaiknya, dalam pos ini untuk pembangunan gedung atau kantor yang tidak mendesak sebaiknya ditunda dulu.
Ketiga, dana bersumber dari pokok pikiran (pokir) dewan yang diusulkan dan dialokasikan untuk anggota legislatif di daerah hendaknya disinkronkan dengan program-kegiatan/sub kegiatan SKPA atau SKPK (di kabupaten/kota).
“Ini penting untuk memberikan kekuatan bagi daerah dalam implementasi program/kegiatan yang dapat mendorong ekonomi daerah provinsi dan kabupaten/kota. Peruntukan untuk pembangunan aspek sosial juga pnting, hanya baiknya dipilih yang benar-benar bermanfaat bagi kesejahtaraan masyarakat,” terang Rustam Effendi.
Keempat, dana desa yang bersumber dari APBN dan nilainya tidak kurang dari Rp 4 triliun dinilai sangat strategis untuk diarahkan penggunaannya oleh tiap gampong.
Untuk itu Pemerintah Aceh dan pemkab-pemko kabupaten/kota harus duduk bersama terkait penggunaan dana desa ini.
Penting diberi arahan kepada seluruh keuchik agar dana desa dialokasikan kepada sektor-sektor yang produktif, sehingga dapat membuka lapangan kerja dan mebantu mengurangi angka kemiskinan.
Dana desa juga dialokasi untuk menambah daftar peserta PKH dan penerima BPNT (bantuan pangan non tunai) spt beras, telur dan lain-lain.
Kelima, dalam situasi anggaran yang terbatas ini sudah saatnya kepala daerah (Pj Gub dan Pj Bupati-Wali Kota) mengevaluasi kembali pos belanja untuk prjalanan dinas pada tiap SKPA/SKPK. Perjalanan hanya ditolerir jika ada hal-hal yang mendesak.
Keenam, Pj Gubernur harus terus berupaya untuk mencari sumber-sumber penerimaan lain, seperti dari sumber DAK (dana alokasi khusus). Berikan tugas kepada seluruh kepala SKPA agar lebih kreatif dalam mencari sumber penerimaan lain.
Untuk calon investor, Pj Gubernur harus mampu mnyediakan “menu” pilihan investasi yang prospektif secara lengkap, termasuk kemudahan bagi calon investor.
Dalam situasi yang amat terbatas ini pemda Provinsi dan pemkab-pemko harus bertindak pro aktif dan bekerja secara lebih sinergis.
Pada saat yang sama usaha-usaha literasi dan promosi untuk membangun citra daerah yang menarik dan ramah untuk investasi di mata calon investor tetap terus diikhtiarkan scara terus menerus. peran media yang ada di daerah juga penting untuk dimanfaatkan.