Ia mengatakan pelaksanaan Munas di tahun ini sangat strategis dan relevan dengan kondisi aktual saat ini.
“Tema Munas yang diangkat tersebut sangat kontekstual dan sangat signifikan dengan kondisi Pandemi Covid-19 yang memaksa semua orang untuk mengubah kebiasaan lamanya,” kata Wury.
Ia mengatakan, pelaksanaan Munas Dekranas tahun 2020, dilakukan secara virtual mengingat kondisi saat ini masih dalam suasana pandemi Covid-19.
“Kondisi memaksa setiap orang untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru, yang mana semua kegiatan saat ini harus menghindari kontak fisik untuk mencegah penularan Covid-19,” terang Wury.
Akibat kondisi Pandemi Covid-19 tersebut, kata Wury, membuat orang- orang mulai mengurangi frekuensi perjalanannya bahkan juga untuk perjalanan wisata, hal inilah yang kemudian membawa dampak langsung pada sektor kerajinan di seluruh Indonesia.
“Sepinya sektor pariwisata berimbas pada penjualan barang kerajinan kita. Hal itu terjadi karena selama ini cara penjualan barang kerajinan masih dilakukan secara conventional,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia menginginkan Dekranasda di seluruh Indonesia untuk mengoptimalkan pemasaran melalui teknologi digital. “Kondisi pandemi saat ini sangat perlu kita dorong pengrajin untuk bisa memaksimalkan teknologi digital untuk melakukan pemasaran melalui platform online,” sebutnya.
Dengan demikian, pemasaran secara online diharapkan dapat memberikan peluang yang lebih bagus untuk pemasaran produk kerajinan, dengan membina dan membantu Industri Kecil Menengah (IKM) dalam melakukan adaptasi dengan kebiasaan baru saat ini.
Selain terkait pemasaran online, pada Munas Dekranas 2020 juga membahas terkait Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) program kerja periode 2019-2024 yang nantinya akan menjadi pedoman di seluruh Indonesia.
“Penyempurnaan AD/ART dan program kerja ini sangat penting untuk penyelarasan bersama, apalagi jika dikaitkan dengan kondisi pandemi saat ini dan fungsi dekranas yang mulai sebagai wadah pembinaan para pengrajin di seluruh Indonesia,” pungkasnya. (IA)