Di samping itu, Anthony menjelaskan, Pelabuhan Malahayati sudah siap untuk melakukan ekspor maupun impor. Bahkan pelabuhan ini sudah melakukan ekspor sejak tahun 2012 yang didominasi oleh hasil bumi Aceh.
“Tahun 2022 ini kita sudah 2 kali ekspor, yaitu pada Januari dan Oktober yang lalu,” sebut Anthony.
Anthony juga menegaskan bahwa fasilitas yang ada di Pelabuhan Malahayati sudah siap 100 persen, seperti dermaga sepanjang 240 meter, harbour mobile crane (HMC) yang bisa mengangkat dan memuat kontainer ke kapal hingga row (kelebaran) 10, sarana dan prasarana pemanduan kapal, lapangan penumpukan sementara (LPS), hingga pergudangan.
“Kita dari Pelindo Cabang Malahayati siap mendukung pelaksanaan ekspor dengan memberi kemudahan-kemudahan bagi pengusaha Aceh,” ungkap Anthony.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal mensyukuri bahwa aktivitas pengiriman barang di pelabuhan-pelabuhan yang ada di Aceh terus bergeliat, baik pengiriman dalam negeri maupun untuk ekspor-impor.
Pengiriman 800 ton beras dari Pelabuhan Patimban Jawa Barat ke Aceh melalui Pelabuhan Malahayati, kata Teuku Faisal, menjadi bukti nyata bahwa pelabuhan di Aceh sudah siap, begitu pula dukungan terhadap aktivitas ekspor impor komoditas asli Aceh. (IA)