Gerakan Boikot Produk Israel Berhasil, Zionis Alami Kerugian
JAKARTA — Serangan bom zionis Israel yang semakin bertubi-tubi di tanah Gaza, Palestina membuat gerakan boikot terhadap produk dari dan pendukung zionis Israel semakin digaungkan oleh masyarakat dunia internasional.
Sejumlah perusahaan yang menjadi sasaran boikot mulai ketar-ketir.
Mereka memberikan klarifikasi karena gerakan boikot dilaporkan sudah berdampak pada berkurangnya jumlah pelanggan yang membeli produk.
Meskipun belum ada laporan nilai kerugian terbaru yang diderita Israel, laporan Al Jazeera mengungkap bahwa gerakan boikot berpotensi menimbulkan kerugian hingga US$11,5 miliar atau sekitar Rp180,48 triliun (asumsi kurs Rp15.694/US$) per tahun bagi Israel.
Israel jelas khawatir terhadap dampak kerugian ini. Dalam beberapa waktu terakhir, misi prioritas diplomatik Israel adalah penanggulangan gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).
Bahkan, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah bertindak untuk melarang kelompok-kelompok yang mendukung gerakan boikot.
Sebab, ribuan orang di Israel disebut berpotensi kehilangan pekerjaan jika negara mereka diboikot secara penuh oleh internasional.
Sementara itu, saham PT Unilever Indonesia Tbk kian tertekan di tengah aksi boikot terhadap produk pro-Israel.
Aksi tersebut merupakan bagian dari gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) yang menggema hingga seluruh penjuru dunia.
Salah satu pemantik boikot tersebut adalah ketika perusahaan di bawah Unilever bernama Ben & Jerry’s memutuskan berhenti menjual es krim di West Bank, Palestina saat pendudukan Israel di 2021 lalu. Sayang, niat Ben & Jerry’s menghormati Palestina dimentahkan oleh bos Unilever.
CEO Unilever Alan Jope kala itu malah mengatakan Ben & Jerry’s tengah menjajaki peluang kerja sama baru dengan Israel. Sontak, ucapan Jope menimbulkan perdebatan.
“Kami pikir yang terbaik adalah mereka tidak terlibat dalam perdebatan,” petikan komentar Jope kala itu, dikutip dari Reuters, Rabu (15/11).
Itulah yang memicu kelompok pendukung gerakan BDS meradang. Unilever dianggap berupaya untuk menindas dewan independen Ben & Jerry’s agar mempertahankan bisnis seperti biasa dengan Israel yang tengah menginvasi Gaza.