Beberapa komoditas yang memiliki andil/sumbangan dominan terhadap inflasi, antara lain bensin sebesar 0,86 persen, beras sebesar 0,11 persen, angkutan antar kota sebesar 0,09 persen, solar, ketupat/lontong sayur dan ikan kembung masing-masing sebesar 0,03 persen, pemeliharaan/service, telur ayam ras dan tempe masing-masing sebesar 0,02 persen, dan sewa rumah sebesar 0,01 persen.
Sementara komoditas yang memiliki andil/sumbangan dominan terhadap deflasi, antara lain cabai merah sebesar 0,25 persen, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu sebesar 0,06 persen, angkutan udara sebesar 0,05 persen, jeruk dan bawang merah masingmasing sebesar 0,04 persen, emas perhiasan dan cabai hijau sebesar 0,03 persen, ikan dencis sebesar 0,02 persen, ikan tuna dan jeruk nipis/limau masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pada September 2022, dari 11 kelompok pengeluaran, 5 kelompok memberikan andil/sumbangan inflasi, 1 kelompok memberikan andil/sumbangan deflasi, dan 5 kelompok tidak memberikan andil/sumbangan.
Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,01 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen; kelompok transportasi sebesar 0,99 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,04 persen.
Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,29 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang tidak memberikan andil/sumbangan, yaitu: kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya; kelompok pendidikan; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. (IA)