Inflasi Tinggi dan Pertumbuhan Ekonomi Rendah Sebabkan Penduduk Miskin di Aceh Meningkat
BANDA ACEH — Jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh meningkat lagi pada bulan September 2022 yakni sebanyak 818.470 orang atau sebesar 14,75 persen.
Salah satu faktor penyebab angka kemiskinan tinggi di Aceh adalah akibat terjadinya inflasi yang tinggi karena kenaikan harga barang serta pertumbuhan ekonomi yang rendah.
Hal itu diungkapkan oleh Koordinator Fungsi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh Dadan Supriadi SST MSi, Rabu (18/1/2023).
Ia menjelaskan, inflasi umum year on year (y-on-y) pada September 2022 sebesar 7,38 persen, jauh lebih tinggi dibanding Maret 2022 (3,62 persen). Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau (7,93 persen) dan transportasi sebesar 21,00 persen.
“Angka inflasi menggambarkan rata-rata perubahan harga. Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan garis kemiskinan, sehingga jika peningkatan garis kemiskinan ini tidak mampu
diikuti oleh peningkatan konsumsi tentu akan berpotensi meningkatkan angka kemiskinan,” ujar Dadan Supriadi.
Selain itu, garis kemiskinan di Aceh September 2022 naik sebesar 6,57 persen dibandingkan dengan Maret 2022.
Di satu sisi, rata-rata pengeluaran per kapita penduduk Aceh pada periode Maret-September 2022 meningkat sebesar 3,57 persen.
Lebih khususnya, pada desil 1 hanya meningkat sebesar 2,12 persen, masih lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan garis kemiskinan September 2022.
“Garis Kemiskinan pada September 2022 mengalami perubahan sebesar 6,57 persen jika dibandingkan Maret 2022, yaitu dari Rp 579.227 per kapita per bulan menjadi Rp.617.293 per kapita per bulan,” terangnya.
Untuk daerah perkotaan, Garis Kemiskinan mengalami perubahan sebesar 6,57 persen, dari Rp 606.394 per kapita per bulan pada Maret 2022 menjadi Rp 646.232 per kapita per bulan pada September 2022.
Sedangkan daerah pedesaan mengalami perubahan sebesar 6,56 persen yaitu dari Rp 565.762 per kapita per bulan pada Maret 2022 menjadi Rp 602.900 per kapita per bulan pada September 2022
Faktor lainnya, laju pertumbuhan ekonomi year on year triwulan III 2022 sebesar 2,13 persen lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2022 yang persentasenya sebesar 3,24 persen. Pada sektor pertanian, yang memberikan kontribusi terbesar pada perekonomian Aceh pada triwulan III 2022 mengalami kontraksi sebesar 4,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan jumlah produksi padi pada September 2022 (sebesar 52,46 ribu ton) yang lebih rendah dibandingkan kondisi Maret 2022 dan September 2021 yang masing-masing produksinya sebesar 207,61 ton dan 150,23 ribu ton gabah kering giling.
Laju pertumbuhan year on year triwulan III 2022 pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 2,01 persen lebih rendah dibanding triwulan I yang sebesar 6,44 persen. (IA)