Ketua Forbes Anggota DPR/DPD RI Asal Aceh, Nasir Djamil
* Nasir Djamil Ingatkan Pemerintah Aceh Berhitung Lebih Cermat
Banda Aceh — Ketua Forum Bersama (Forbes) Anggota DPR RI dan DPD RI asal Aceh, M. Nasir Djamil, mengingatkan Pemerintah Aceh agar dalam upaya ambil alih pengelolaan ladang minyak dan gas (migas) Blok North Sumatera B (NSB) tetap memperhatikan untung ruginya.
“Jangan sampai Aceh ‘Dipeulango’ oleh Exxon Mobil dan Pemerintah Pusat dalam hal alih kelola ladang migas tersebut,” ujar Nasil Djamil, dalam keterangannya, Rabu (24/6).
Karena, kata dia, di bekas lahan migas itu bisa jadi telah terjadi kerusakan lingkungan yang serius akibat pengambilan migas selama puluhan tahun silam.
Sedangkan untuk memperbaiki ekosistem yang rusak tersebut, tentunya membutuhkan dana yang sangat besar.
Menurut pandangan Anggota Komisi III DPR-RI ini, tanggung jawab memperbaiki ekosistem ini harus dilakukan oleh Exxon Mobil.
“Seharusnya tanggungjawab memperbaiki ekosistem itu dilakukan oleh Exxon Mobil. Herannya, kok Pemerintah Indonesia melalui Pertamina menerima begitu saja lahan itu dan dialihkan ke Aceh,” kata Nasir Djamil.
Menurut Nasir Djamil, Pemerintah Aceh nantinya tentu akan kesulitan untuk memperbaharui ekosistem yang diduga telah rusak serius itu.
“Harus diakui bahwa mesin kilang pengolahan minyak itu usianya sudah tua dan bisa disebut kadaluarsa. Bahkan sebagian mungkin sudah ada yang telah rusak,” sebut Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Nasir Djamil mengaku cemas karena bisa saja mesin itu terbakar atau meledak. Jika itu terjadi maka akan menimbulkan korban jiwa masyarakat di sekitarnya.
Forbes DPR RI, kata Nasir Djamil, mengharapkan Pemerintah Aceh berhitung lagi lebih cermat, jangan sampai nanti secara tidak langsung disuruh memperbaiki ekosistem yang diduga rusak serius itu.
Menurutnya, rakyat Aceh menginginkan agar pengembalian alih ladang migas blok B tersebut, bisa meningkatkan taraf hidup dan ekonomi mereka.
Karenanya, Pemerintah Pusat juga wajib memberikan dana untuk merehabilitasi pipa kilang minyak dan ekosistemnya agar aman dari bahaya saat dioperasionalkan. (IA)