“Peran yang lebih besar harus dimanfaatkan Bank Aceh Syariah dengan melibatkan dukungan kolaboratif dari berbagai pihak sehingga tercipta ekosistem syariah yang lebih mampu mendorong perekonomian di Aceh, ” ujarnya.
Dalam konteks pembangunan ekonomi, lanjutnya, kehadiran industri di Aceh menjadi salah satu faktor penting dalam membangun perekonomian di Aceh saat ini, baik bagi pertumbuhan UMKM maupun sektor unggulan di Aceh seperti pertanian dan perikanan.
“Kehadiran industri dari hulu hingga ke hilir menjadi faktor penting dalam membangun ekosistem syariah. Karena itu, dibutuhkan dukungan oleh seluruh pihak untuk menciptakan basis ekonomi yang handal,” ujarnya.
Di samping itu, selain bagi pertumbuhan ekonomi, Nazaruddin menambahkan, ekonomi syariah juga menekankan pentingnya sinergi antara aspek komersial dengan aspek sosial untuk meningkatkan dampak sosial.
Aspek komersial diwakili oleh sektor jasa keuangan dan industri halal. Sedangkan aspek sosial diwakili oleh zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
“Sektor filantropi Islam tersebut berpotensi terus dikembangkan karena strategis dalam mengurangi kesenjangan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Saat ini menurutnya, edukasi dan sosialisasi ekonomi maupun perbankan syariah menjadi faktor penting dalam mendorong keberhasilan ekosistem ekonomi syariah di Aceh.
“Ini merupakan tantangan yang harus dihadapi bersama. Publik harus diberikan pemahaman perbankan syariah secara komprehensif dan berkelanjutan, sehingga tidak mudah dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab ketika ada tudingan miring terhadap perbankan syariah,” ujarnya.
Karena itu, tambahnya, IAEI siap berkolaborasi dengan pihak manapun dalam membangun pemahaman, maupun pembangunan ekonomi melalui ekosistem syariah.
“IAEI Aceh menyambut baik Bank Aceh Syariah dalam mendorong edukasi dan sosialisasi syariah melalui pertemuan seperti ini,” tutupnya. (IA)