JAKARTA — Pandemi Covid-19 telah mengubah kehidupan masyarakat. Tak terkecuali, cara berbelanja dan bertransaksi yang lebih mengutamakan cara online.
Hal ini tercermin dari meningkatnya transaksi digital di tanah air dalam dua tahun terakhir. Semakin mudahnya sistem pembayaran memperkuat pergeseran ini.
Tak perlu membawa dompet, hanya dengan aplikasi di ponsel saja semua transaksi bisa dilakukan.
Sebagai dampak dari perubahan ini, penggunaan uang kertas semakin ditinggalkan oleh masyarakat. Masyarakat juga mulai meninggalkan anjungan tunai mandiri (ATM) sebagai sarana transaksi sehari-hari.
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan masyarakat semakin mengurangi transaksi melalui ATM dan berpindah dengan transaksi online. Selain itu, juga terjadi pertumbuhan penggunaan mobile banking di masyarakat.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, transaksi ekonomi dan keuangan digital terus berkembang pesat di saat bersamaan penerimaan dan preferensi masyarakat juga terus meningkat.
Berdasarkan data BI, nilai transaksi digital banking meningkat 45,64% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 39.841,4 triliun selama 2021. Peningkatan transaksi digital banking diperkirakan terus terjadi pada 2022.
“Nilai transaksi digital banking diproyeksikan tumbuh 24,83% (yoy) mencapai Rp 49.733,8 triliun untuk tahun 2022,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers beberapa waktu lalu, seperti dilansir CNBC Indonesia.
Per Januari 2022, nilai transaksi uang elektronik tumbuh 66,65% secara tahunan mencapai Rp 34,6 triliun. Sementara itu, nilai transaksi digital banking meningkat 62,82% secara tahunan menjadi 4.314,3 triliun.
Merujuk pada data bank sentral, nilai transaksi pembayaran menggunakan ATM, kartu debet dan kartu kredit memang masih mengalami pertumbuhan, namun tidak sebesar transaksi digital.
BI juga mencatat bahwa transaksi melalui QRIS terus meningkat sejalan dengan akseptasi masyarakat baik secara nominal maupun volume masing-masing 290% yoy dan 326% yoy.
“Bank Indonesia terus mendorong inovasi sistem pembayaran serta menjaga kelancaran dan keandalan sistem pembayaran,” kata Perry.