JAKARTA — Sejalan dengan Qanun Nomor 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang berlaku di Aceh, membuat bisnis perbankan Bank Syariah Indonesia (BSI) mendapat tambahan 2 juta lebih nasabah dalam waktu singkat.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk, kini menjelma menjadi bank terbesar di daerah dengan klaim istimewa bidang penerapan syariat Islam itu.
Kendati demikian, bank milik BUMN yang menawarkan keunggulan layanan transaksi keuangan berbasis syariah itu, hingga kini dinilai masih membawa masalah bagi nasabah di Provinsi Aceh.
Anggota Komisi VI DPR RI Asal Aceh Rafli, usai menerima keluhan transaksi sejumlah nasabah BSI, mengatakan banyak masyarakat di Aceh mengeluh.
“Masyarakat mengeluh, BSI Sudah kelamaan kacau. Kita minta Kementerian BUMN evaluasi kinerja BSI, belum lekang ingatan kita baru-baru ini ada turis alami kendala transaksi bank di Aceh, transaksi M-banking dan layanan CS di Aplikasi Mobile Banking terindikasi acuh.
Parahnya lagi ada laporan saldo terpotong tak wajar dan misalnya lagi pembelian pulsa. Saldonya terpotong, pulsanya nggak masuk. Kok hingga kini masih alasan klasik, belum siap sistem ini, masih proses izin itu, kelamaan,” tandas Rafli, Kamis (8/9/2022).
Ironisnya dengan layanan demikian di tengah kemerosotan ekonomi Aceh dan politik isolasi perbankan serta kondisi gejolak ekonomi global, pada kuartal II/2022, BSI mampu membukukan laba bersih mencapai Rp 2,13 triliun, tumbuh 41,31% year on year (y-o-y).
Terkait Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) di BSI, Rafli menilai perbankan syariah belum mempunyai pola pemberian Fasilitas pembiayaan modal kerja di awal seperti pada Bank Konvensional ataupun Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
“Walaupun ada Letter of Credit (LC) yang dikeluarkan Importir Luar Negeri sebagai jaminan komoditas Ekspor. Tapi sistem di BSI tetap mengharuskan syarat Fixed Asset juga sebagai anggunan. Sedangan Bank Konven ataupun LPEI, Sales Contract dengan jaminan LC, sudah bisa.
Kita Minta BSI cepat berbenah, optimalkan pembiayaan UMKM ekspor, agar bisa menggandeng mitra pembiayaan seperti LPEI dan lainnya,” ujarnya.