Lokalisasi Industri Otomotif Dongkrak Lapangan Kerja dan Daya Saing SDM Indonesia
Jakarta, Infoaceh.net – Industri otomotif nasional kian menunjukkan geliat positif seiring semakin banyaknya produsen yang merakit kendaraan secara lokal. Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Agus Herta Sumarto menilai langkah ini membawa efek berganda (multiplier effect) signifikan bagi perekonomian nasional dari sektor hulu hingga hilir.
“Industri pengolahan seperti otomotif bukan hanya besar, tapi memiliki efek ganda yang kuat dari sektor hulu hingga hilir,” ujar Agus kepada ANTARA, Senin (2/6/2025).
Menurutnya, dampak positif tidak bisa hanya dilihat dari sisi penyerapan tenaga kerja. Perakitan lokal turut membuka peluang berkembangnya industri pendukung lain, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berkaitan dengan otomotif.
Namun, lanjut Agus, perlu ada komitmen kuat antara pemerintah dan pelaku industri untuk menegakkan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen. Dengan begitu, pertumbuhan industri nasional bisa semakin inklusif dan berkelanjutan.
“Di sektor hulu, misalnya, penyediaan bahan baku memegang peran vital. Di hilir, seperti layanan purnajual dan diler juga sangat penting. Otomotif punya efek ekonomi yang luas dan tidak bisa dilihat parsial,” tegas Agus.
Sementara itu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto, menyebut langkah produsen otomotif untuk melakukan lokalisasi produksi akan menciptakan lapangan kerja baru sekaligus meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia.
“Perakitan lokal bukan hanya soal efisiensi biaya, tapi juga memberi kesempatan bagi pekerja Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan di industri otomotif,” katanya saat ditemui di Purwakarta, Jawa Barat.
Ia juga menyoroti pentingnya transfer pengetahuan (knowledge transfer) dan teknologi dari prinsipal luar negeri kepada tenaga kerja lokal. Proses ini diyakini akan meningkatkan posisi pekerja Indonesia dalam peta industri global.
“Tenaga kerja lokal akan lebih kompeten karena mendapatkan transfer teknologi langsung dari negara asal produsen. Ini akan memperkuat daya saing SDM Indonesia di pasar internasional,” tutup Jongkie.