Ekonom yang juga mantan Direktur Bank Aceh Syariah ini menambahkan, untuk memberi nilai tambah secara komersil bagi pemasaran madu Ulu Masen, perlu dilakukan pemberdayaan dari hulu hingga ke hilir.
Mulai dari menyediakan peralatan kerja yang aman, proses pengemasan yang higenis agar tidak mengurangi kualitas madu, hingga menyediakan pembiayaan dan membantu pemasaran.
Bila dimaksimalkan pengelolaannya akan menjadi sumber penghasilan yang sangat menjanjikan bagi masyarakat.
“Saat ini proses pengolahan dan pemasaran masih dilakukan secara tradisional oleh kelompok petani madu, kehadiran pemerintah melalui penyuluhan-penyuluhan termasuk modernisasi tekhnologi eksplorasi maka kita yakin potensi ekonomi baru akan berkembang dari sumberdaya yang disediakan alam untuk masyarakat Aceh Jaya,” tambah Amal Hasan.
Amal Hasan menambahkan, banyak warga masyarakat yang menggantungkan harapan sebagai pencari madu hutan menjadi profesi baru, keahlian mereka dalam mencari dan mengolahnya hingga madu tetap higenis telah diwariskan secara turun temurun.
Mereka paham bagaimana memanen madu di pohon tanpa membuat siklusnya terputus, sehingga kelestarian alam dan ketersediaan madu bisa berlangsung terus menerus.
“Pemerintah perlu memberdayakan petani madu dengan membuat program pemberdayaan dan pengelolaan yang ramah lingkungan, dan mata rantai produksi hingga pemasaran yang berkelanjutan,” tambah Ketua Perhumas Aceh tersebut.
Amal Hasan berharap dengan pengelolaan yang baik, ketersediaan madu yang melimpah di hutan Ulu Masen bisa menjadi berkah bagi masyarakat Aceh Jaya.
Pemerintah Aceh Jaya perlu membuat kawasan khusus untuk budidaya madu di Ulu Masen. Setelah kawasan itu terbentuk, selain petani madu dan masyarakat sekitar diberdayakan, itu juga nanti bisa dikembangkan menjadi areal wisata minat khusus.
“Areal wisata khusus ini punya nilai jual yang mahal, dimana para wisatawan akan menemukan hal-hal baru dan kegiatan yang tidak ditemukan pada pariwisata lainnya. Salah satunya wisata berbentuk penelitian ilmiah serta wisata khusus kawasan konservasi flora dan fauna” pungkasnya. (RED)