OJK Nilai Kinerja Perbankan Aceh Stabil, Pembiayaan Meningkat Aset Menurun
Rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) BU di Aceh sebesar 1,96 persen atau lebih baik dari rasio NPF BU nasional sebesar 2,44 persen.
Rasio risiko atas kredit (Loan at Risk/LaR) BUS di Aceh sebesar turun dari bulan sebelumnya sebesar 7,01 persen menjadi 7,00 persen dan jauh lebih baik dari LaR BU nasional sebesar 13,17 persen.
Pembiayaan kepada sektor produktif lebih baik dari bulan sebelumnya, dimana porsi pembiayaan berdasarkan jenis penggunaan untuk modal kerja sebesar 18,32 persen (Mei 2023: 18,07 persen) dan porsi pembiayaan investasi sebesar 12,63 persen (Mei 2023: 12,23 persen).
Sehingga porsi pembiayaan konsumtif turun menjadi 69,05 persen (Mei 2023: 69,70 persen). Hal yang sama pada porsi pembiayaan kepada UMKM meningkat menjadi 27,32 persen (Mei 2023: 26,67 persen).
Meskipun penyaluran pembiayaan pada sektor pemilikan peralatan rumah tangga lainnya (termasuk multiguna) masih mendominasi sebesar 58,85 persen namun porsi tersebut turun dari Mei 2023 sebesar 59,50 persen.
Sementara, porsi pembiayaan sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 14,64 persen (Mei 2023: 14,52 persen), pertanian perburuan dan kehutanan sebesar 5,32 persen (Mei 2023: 5,11 persen) serta industri pengolahan dan jasa kemasyarakatan menjadi masing-masing 3,21 persen dan 1,68 persen (Mei 2013: 3,17 persen dan 1,61 persen).
Rentabilitas BUS Juni 2023 terjaga positif tercermin dari rasio ROA sebesar 2,76 persen dari Mei 2023 sebsar 2,72 persen dengan kondisi likuiditas yang kuat tercermin dari rasio Current Account to Saving Account yang tinggi sebesar 75,28 persen turut mempengaruhi efisiensi pada BUS di Aceh.
Market share Total Aset, DPK, dan Pembiayaan BUS di Aceh terhadap perbankan syariah nasional masing-masing mencapai 6,57 persen (nasional: Rp801,67 triliun); 6,35 persen (nasional: Rp611,66 triliun) dan 6,87 persen (nasional: Rp525,14 triliun).
Sementara, market share terhadap total perbankan (konvensional dan syariah) nasional Total Aset, DPK, dan Pembiayaan masih sebesar 0,48 persen (nasional: Rp 11.047 triliun), 0,48 persen (nasional: Rp 8.041 triliun) dan 0,54 persen (nasional: Rp 6.654 triliun).