“Pelabuhan Krueng Geukueh sudah terbuka untuk pelayaran internasional. Semoga akhir Oktober nanti kita bisa launching sesuai timeline,” ungkapnya.
Selain membahas soal pelayaran, Wagub Fadhlullah juga menyinggung keterbatasan transportasi udara di Aceh, khususnya akses penerbangan langsung bagi jamaah umrah menuju Arab Saudi.
Ia menilai, selama ini masyarakat masih harus transit di luar Aceh, yang menambah biaya dan waktu perjalanan.
Wagub menyampaikan pentingnya menarik investasi untuk meningkatkan pendapatan daerah. Namun, menurutnya, masih banyak kendala regulasi yang membuat potensi besar Aceh belum tergarap maksimal.
Dalam kesempatan itu, Fadhlullah turut mengusulkan pembentukan Lapas Syariat sebagai bagian dari penguatan tata kelola hukum berbasis kearifan lokal di Aceh.
“Kami ini pelayan rakyat. Semua aspirasi masyarakat yang masuk harus kami proses dan tindaklanjuti,” tegasnya.
Dengan beroperasinya pelayaran internasional Krueng Geukueh–Penang, diharapkan Aceh dapat semakin terhubung dengan negara tetangga, sekaligus membuka ruang baru bagi pertumbuhan ekonomi, investasi, dan pariwisata di Tanah Rencong.