Lebih lanjut kerja keras ini akan menjadi kewajiban dan tantangan ke depan PT PGA dengan konsisten melaksanakan komitmen kerja eksplorasi untuk menemukan cadangan baru sehingga dapat mengganti cadangan terproduksi saat ini yang akan semakin menurun karena lapangan Arun adalah mature field (sisa cadangan).
“Kami sampaikan bahwa hasil dari pengelolaan wilayah kerja “B” ini akan memberikan dampak baik secara langsung maupun tidak langsung bagi pembangunan Aceh yakni berupa dividen kepada pemerintah Aceh dan juga efek domino dalam pengelolaan usaha hulu migas di wilayah kerja B,” pungkasnya.
Selain Kepala BPMA itu juga mengingatkan PT PAG, untuk memperhatikan 3 poin utama dalam mengelola WK B, yakni, pertama Road to zero accident. Sebagai upaya untuk mencapai nihil kecelakaan, khususnya di kegiatan usaha hilir migas.
Road to zero accident ini merupakan upaya pemerintah dan pemegang izin usaha migas untuk mencapai kegiatan usaha hilir migas yang aman, andal dan akrab lingkungan. Tidak ada unplaned shutdown pada instalasi, fatality pada pekerja dan masyarakat serta pencemaran lingkungan atau singkatnya, nihil kecelakaan.
Kedua, menyukseskan tercapainya target pemerintah yakni target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (BPH) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BCFD) pada 2030 mendatang.
Ketiga, perkuat tekad untuk selalu berkreasi, berkarya serta bangkit dan tangguh untuk menjaga perjuangan bersama demi pencapaian visi hulu migas di Indonesia menuju 1 juta barel dengan masif agresif dan efisien. (IA)