BANDA ACEH — Jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh pada bulan September 2022 tercatat sebanyak 818.470 orang atau sebesar 14,75 persen.
Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen atau 11.700 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2022 yang jumlahnya 806.820 ribu orang (14,64 persen).
Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat, Provinsi Aceh masih bertahan sebagai provinsi nomor satu termiskin di Sumatera dan nomor enam termiskin di Indonesia.
“Jumlah penduduk miskin di Aceh meningkat dari 806,82 ribu menjadi 818,47 ribu orang. Secara persentase penduduk miskin di Aceh mengalami kenaikan dari 14,64 persen pada Maret 2022 menjadi 14,75 persen pada September 2022,” kata Dadan Supriadi SST MSi, Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Provinsi Aceh pada acara Lokakarya Rilis Resmi Statistik, di Kantor BPS Aceh, Senin (16/1/2023).
Dadan mengungkapkan, di daerah pedesaan Aceh, persentase penduduk miskin mengalami kenaikan dari 16,87 persen menjadi 17,06 persen (0,19 poin). Sedangkan di perkotaan, persentase penduduk miskin mengalami kenaikan dari 10,31 persen menjadi 10,35 persen (0,04 poin).
Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, dan ikan tongkol/tuna/cakalang.
Sedangkan untuk komoditi bukan makanan yang berpengaruh terhadap nilai Garis Kemiskinan adalah biaya perumahan, bensin, dan listrik.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami kenaikan dari 2,489 pada Maret 2022 menjadi pada 2,897 pada September 2022. Sementara itu Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga mengalami kenaikan dari 0,613 pada Maret 2022 menjadi 0,780 pada September 2022.
Dari tahun 2019 sampai 2022, persentase penduduk miskin di Aceh menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif. Pada Maret 2019, persentase penduduk miskin Aceh sebesar 15,32 persen. Persentase penduduk miskin mengalami penurunan menjadi 15,01 persen pada September 2019. Pada awal tahun 2020, wabah covid-19 melanda Indonesia dan menyebabkan terganggunya kehidupan sosial ekonomi masyarakat.